Selamat datang, selamat bergabung di blog ini. || Semoga bermanfaat..... ||

Minggu, 28 Februari 2010

Kehamilan Ektopik

Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang terjadi di luar rahim/kandungan. Pada keadaan normal sel telur dan sperma mengalami fertilisasi di daerah tuba/saluran telur (yaitu daerah ampula/sepertiga ujung tuba/saluran telur), embrio yg merupakan hasil fertilisasi tersebut akan bergerak ke arah rongga rahim dan menempel di dinding dalam rongga rahim. Namun oleh karena sesuatu hal, misalnya karena infeksi pada saluran tuba, maka embrio tersebut tidak dapat mencapai rongga rahim tetapi 'tertahan' di saluran tuba. Hal ini yang disebut dengan kehamilan ektopik. Pada tahap awal perkembangannya, embrio dapat tumbuh dan berkembang di dalam saluran tuba tetapi jika dibiarkan maka perkembangan embrio tersebut dapat menyebabkan ruptura/pecahnya saluran tuba atau saluran telur tersebut. Jika ini terjadi maka akan terjadi perdarahan hebat akibat ruptura saluran tersebut, perdarahan tersebut akan mengumpul di dalam rongga perut seorang wanita dan jika dibiarkan maka wanita tersebut akan meninggal karena perdarahan tidak diatasi, hal ini disebut dengan kehamilan ektopik terganggu (KET). Tindakan pembedahan segera dilakukan untuk menghentikan perdarahan tersebut.
Tindakan pembedahan tersebut saat ini dapat dilakukan dengan cara LAPAROSKOPI sehingga perawatan di rumah sakit lebih singkat. Jika terjadi KET, maka pada umumnya dilakukan salpingektomi (memotong saluran tuba) untuk menghentikan perdarahan. Wanita yang dilakukan salpingektomi ini akan kehilangan saluran tubanya.
Pada kehamilan ektopik, dimana perkembangan embrio belum sempat menyebabkan pecahnya saluran tuba disebut dengan kehamilan ektopik intak maka kita dapat melakukan preservasi saluran tuba (tanpa memotong/membuang saluran tuba=salphingostomy) sehingga saluran tuba dapat dipertahankan. Tindakan ini juga dapat dilakukan dengan LAPAROSKOPI.

LAPAROSKOPI GINEKOLOGI

LAPAROSKOPI GINEKOLOGI adalah suatu tindakan pembedahan invasif minimal dibidang ginekologi/penyakit kandungan (minimal invasive surgery) yaitu dengan melakukan pembedahan hanya melalui suatu irisan kecil (1/2-1cm) di dinding perut (spt lubang). Biasanya lubang yang dibuat di dinding perut berjumlah 3-4 lubang. Melalui lubang ini dimasukan alat-alat seperti teleskop/lensa yang dihubungkan dengan kamera kemudian disambungkan ke monitor TV sehingga dokter/operator melihat isi rongga perut wanita / organ kandungan wanita melalui monitor TV tersebut. Kemudian lubang-lubang lainnya tempat memasukan peralatan bedah seperti gunting, penjepit jaringan, pemegang jarum (needle holder) dsb. Sehingga dengan operasi laparoskopi ini, seorang pasien dinding perutnya tidak di'belah' seperti operasi laparotomi/konvensional sebelumnya.
KEUNTUNGAN: dengan operasi laparoskopi ini, perawatan di rumah sakit lebih singkat karena masa penyembuhan operasi ini (recovery period) lebih cepat bahkan untuk kasus-kasus tertentu pasien tidak perlu rawat inap di rumah sakit tetapi dapat pulang langsung setelah tindakan laparoskopi dikerjakan. Selain itu dengan operasi laparoskopi ini, dalam 2minggu pasca tindakan pasien sudah bisa beraktifitas seperti sebelum operasi hal ini berbeda jika pasien dilakukan pembedahan laparotomi/konvensional yang masa penyembuhannya lebih lama bahkan minimal 6minggu pasca operasi lapartomi pasien baru bisa beraktifitas seperti semula. Hal ini operasi laparoskopi merupakan operasi pilihan bagi wanita karier yang harus cepat sembuh untuk kembali berkarier.
Keuntungan lainnya adalah rasa nyeri pasca operasi lebih sedikit dibandingkan laparotomi. Yang penting lagi perlekatan yang ditimbulkan akibat operasi laparoskopi lebih sedikit/minimal dibandingkan laparotomi. Hal ini penting bagi wanita-wanita yang belum pernah hamil/belum punya anak. Maka operasi laparotomi lebih menyebabkan gangguan kesuburan dibandingkan laparoskopi.
KERUGIAN: biaya yang dibutuhkan untuk operasi ini relatif lebih mahal karena operasi ini memerlukan peralatan-peralatan yang canggih seperti sistim kamera, sistim lampu dsb. Selain itu operasi laparoskopi ini relatif lebih lama dibandingkan laparotomi tetapi jika dilakukan oleh seorang operator laparoskopi yang terlatih dan terampil maka lama operasi tidak berbeda jauh dengan laparotomi.