Selamat datang, selamat bergabung di blog ini. || Semoga bermanfaat..... ||

Senin, 12 April 2010

Endometriosis



Apa itu definisi Endometriosis ?

Endometriosis adalah salah satu penyakit kandungan dimana tumbuhnya kelenjar endometrium di luar rongga rahim. (Kelenjar endometrium ini normal berada di dalam rongga rahim/cavum intra-uterin) Kelenjar endometrium ini menghasilkan darah haid setiap bulannya pada seorang wanita yang mempunyai rahim yang normal. Kelenjar endometrium yang tumbuh di luar rongga rahim pada endometriosis (exo-endometrium) ini mempunyai sifat yang hampir mirip kelenjar endometrium di rongga rahim(eu-endometrium) yaitu sama-sama menghasilkan darah haid.

Bagaimana gejala-gejala klinis Endometriosis ?

Endometriosis ini secara garis besar mempunyai 3 macam gejala klinis yaitu; Pertama, nyeri (terutama nyeri haid/dismenore, selain itu dapat berupa nyeri saat senggama/disparenia bahkan nyerinya tidak khas kadang-kadang nyeri perut bagian bawah di luar haid). Kedua, gangguan kesuburan/infertilitas, sekitar 60-70% penderita endometriosis mengalami gangguan kesuburan. Dan yang ketiga, adanya kista yang disebut dengan nama kista endometriosis atau kista coklat atau endometrioma serta adanya tumor berupa adenomiosis (pembesaran rahim mirip dengan mioma uteri tetapi pada adenomiosis pembesaran rahimnya merata/difus sehingga sulit klo hanya mengangkat adenomiosisnya saja, hal ini berbeda dengan mioma uteri

Berbahayakah Endometriosis bagi seorang wanita ?

Sebagian besar (sekitar 90-95%) endometriosis ini bersifat jinak sehingga tidak mengancam nyawa namun penyakit ini mudah sekali kambuh selama wanita tersebut masih memproduksi hormon estrogen, dengan kata lain selama wanita tersebut masih haid teratur (selama masa reproduktif) karena endometriosis ini pertumbuhannya dipengaruhi oleh hormon estrogen (hormon pada wanita). Endometriosis ini akan berhenti tumbuh dan berkembang jika wanita tersebut sudah MENOPAUSE karena pada wanita menopause kadar hormon estrogen sangat rendah sekali sehingga tidak mampu untuk menstimulasi pertumbuhan endometriosis.
Selain menopause, ada keadaan lain dimana endometriosis juga terhenti perkembangan dan pertumbuhannya yaitu jika wanita tersebut menjadi HAMIL karena kadar hormon progesteron (yang dihasilkan oleh plasenta/ari-ari) pada wanita hamil cukup tinggi. Padahal hormon progesteron ini bersifat anti-estrogen yang dapat melawan/menghambat pertumbuhan endometriosis namun penghambatan pertumbuhan endometriosis ini hanya bersifat sementara yaitu selama hamil saja. Endometriosis akan dapat tumbuh dan berkembang lagi jika ibu tersebut selesai melahirkan. Berbeda halnya dengan menopause yang menetap hingga akhir hayat wanita tersebut. Sehingga pengobatan endometriosis ini dilakukan selama wanita tersebut belum menopause (jangka panjang).
Nyeri haid dan gangguan kesuburan serta adanya tumor merupakan masalah yang cukup mengganggu pada wanita yang menderita endometriosis terutama nyeri haid. Hal ini dapat mengganggu aktifitas wanita tersebut apalagi jika wanita tersebut seorang wanita karier, maka hal ini akan mengganggu 'quality of life' dari wanita itu.

Berdasarkan luas organ reproduksi wanita bagian dalam(genitalia interna) yang rusak akibat endometriosis maka Endometriosis dibagi atas; Endometriosis Ringan, Sedang dan Berat. Endometriosis Ringan jika hanya didapatkan fokus-fokus/bintik-bintik endometriosis pada daerah sekitar organ genitalia interna. Endometriosis Sedang jika (selain didapatkan fokus2 endometriosis) sudah ada perlekatan-perlekatan diantara organ genitalia interna dengan jaringan-jaringan sekitarnya seperi usus, dinding rongga panggul dan kandung kencing, akibat perlekatan-perlekatan tersebut dapat merusak anatomi organ genitalia wanita seperti tuba/saluran telur, rahim ataupun indung telur. Dan Endometriosis Berat jika sudah didapatkan kista endometriosis/ kista coklat/endometrioma yang melekat dan menutupi dinding dasar rongga panggul (cavum douglas/cul de sac). Derajat ini tidak ada korelasi dengan keluhan nyeri pasien. Dapat saja terjadi penderita dengan endometriosis berat tetapi tidak ada keluhan nyeri demikian pula sebaliknya.

Bagaimana menegakan diagnosa Endometriosis ?

Sebagai standar baku ("gold standard") untuk menegakkan adanya endometriosis adalah dengan melakukan laparoskopi pada seorang wanita yang diduga menderita endometriosis. Karena dengan laparoskopi banyak informasi yang didapat tentang penyakit ini tertutama endometriosis ringan dan sedang dimana pada endometriosis derajat ini hanya didapatkan fokus-fokus endometriosis dan perlekatan-perlekatan yang tidak bisa dideteksi hanya dengan periksa dalam/pemeriksaan fisik dan USG saja.


Sedangkan jika sudah didapatkan kista endometriosis/kista coklat/endometrioma sudah dapat dideteksi hanya dengan USG vagina sehingga untuk mendeteksi adanya kista ini tidak perlu dengan laparoskopi cukup dengan USG saja, namun operasi kista saat ini juga dapat dilakukan dengan operasi laparoskopi. Jadi peran laparoskopi disini tidak hanya sebagai alat diagnostik ('diagnostic laparoscopy') tetapi juga dapat sebagai suatu metode untuk mengobati/mengangkat/mengoperasi endometriosis ('operative laparoscopy').

Bagaimana penanganan/pengobatan Endometriosis ?

Penanganan endometriosis tergantung pada keluhan yang menonjol pada wanita endometriosis atau dengan kata lain pengobatan endometriosis ini tergantung pada tujuan wanita tersebut datang ke dokter, apakah tujuannya untuk menghilangkan nyeri haidnya ataukah tujuan untuk ingin punya anak (IPA) / mengatasi gangguan kesuburan.
JIka tujuannya untuk menghilangkan nyeri maka pertama-tama daoat diberikan obat-obatan anti-nyeri seperti; analgetik (Asam mefenamat, NSAID/non steroid anti inflamasi drug) selain itu diberikan pula obat-obatan untuk menekan agar hormon estrogen wanita tersebut tidak tinggi seperti obat-obat minum (oral) berupa pil kontrasepsi oral, preparat turunan progesteron (seperti danocrine) atau pil progesteron sintetis (seperti noretisteron, medroxy progesteron asetat). Selain itu dapat juga diberikan obat suntik seperti injeksi progestagen (injeksi depo provera/KB suntik), injeksi GnRHa (seperti Tapros, Endrolin,dsb). Jika dengan obat-obatan tersebut tidak dapat mengatasi rasa nyerinya yg hebat maka tindakan operasi/pembedahan berupa histerektomi/angkat kandungan merupakan alternatif terakhir bagi seorang wanita endometriosis dengan keluhan nyeri hebat. Sebagai catatan, obat-obatan hormonal yang menekan produksi hormon estrogen ini dapat menekan proses pembuahan/ovulasi bagi wanita tersebut sehingga wanita-wanita yang dalam terapi hormonal ini tidak akan terjadi kehamilan.
Jika tujuan wanita endometriosis ini adalah ingin punya anak maka wanita endometriosis ini sebaiknya dilakukan program kehamilan baik dengan cara alamiah (tanpa teknologi reproduksi bantuan/'assisted reproduction technology') ataupun dibantu program hamilnya dengan teknologi reproduksi bantuan (TRB) seperti inseminasi intra-uterin atau bayi tabung ('invitro fertilization'/ivf). sebaiknya wanita endometriosis yang melakukan program kehamilan harus diawasi oleh dokter ahli atau sebaiknya dilakukan di klinik-klinik infertilitas karena obat-obat penyubur dapat memicu timbulnya kembali/kambuh endometriosis wanita tersebut. Sehingga wanita dengan endometriosis yang mengikuti program ingin punya anak mempunyai risiko kambuh kembali endometriosis sekitar 30% oleh karenanya perlu perhatian/penanganan khusus bagi wanita endometriosis yang ingin mendambakan seorang anak.

Bagaimana jika wanita endometriosis ingin mengatasi nyeri & gangguan kesuburan bersama-sama ?

Ini merupakan pertanyaan yang sulit untuk dijawab karena pengobatan untuk mengatasi nyeri & pengobatan untuk mengatasi gangguan kesuburan saling bertolak belakang. Pengobatan untuk atasi nyeri akan menekan kesuburan sedangkan pengobatan atasi kesuburan akan menstimulasi pertumbuhan endometriosis sehingga nyerinya sulit sembuh. Untuk itulah perlu diskusi bersama antara wanita tersebut sebagai pasien endometriosis, suami/keluarga dan dokter yang menanganinya untuk memilih dan menentukan mana yang paling prioritas bagi pasien & suami/keluarganya apakah atasi nyerinya ataukah ingin punya anak?