Selamat datang, selamat bergabung di blog ini. || Semoga bermanfaat..... ||

Senin, 15 Maret 2010

Kista Ovarium

Kista ovarium termasuk suatu tumor/benjolan yang tumbuh abnormal namun kista ovarium ini tumbuhnya di ovarium/indung telur. Kista ovarium ini berupa tumor yang berisi cairan bukan berisi jaringan padat dengan kata lain kista ini perabaannya lunak bukan padat. Karena asalnya dari ovarium/indung telur maka kista ovarium dapat terjadi pada ovarium/indung telur yang sebelah kiri atau kanan atau bahkan keduanya (kiri dan kanan).

Kista ovarium ini dapat bersifat JINAK atau GANAS seperti halnya tumor-tumor di bagian tubuh lainnya. Jika kista ovarium tersebut tergolong jinak, maka kista tersebut jarang kambuh kecuali kista coklat/kista endometriosis/endometrioma. Kista jinak ini juga jarang atau bahkan tidak mungkin untuk menyebar ke organ tubuh lainnya sehingga jika seorang wanita menderita kista ovarium yang jinak maka pada umumnya tindakan pembedahannya hanya mengambil kistanya saja (terutama wanita usia reproduksi) tidak harus mengambil/angkat rahim atau angkat kandungan. Selain itu jika kista ovariumnya jinak maka setelah mengambil kistanya/setelah pembedahan tidak ada pemberian kemoterapi atau sinar radiasi seperti halnya pada tumor-tumor ganas lainnya.

Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana cara menegakkan diagnosa apakah kista ovarium ini termasuk JINAK atau GANAS ?
Hingga saat ini sebagai 'gold standard' atau standar baku untuk menentukan apakah tumor ini jinak atau ganas adalah dengan melalui pemeriksaan Histopatologi Anatomi (PA) yaitu jaringan tumor yang telah diambil/dioperasi diperiksakan ke laboratarium untuk dilakukan pemeriksaan PA dengan melalui pemeriksaan dibawah mikroskop. Dari hasi PA ini lah dapat ditentukan tumor ini termasuk jenis jinak atau ganas.

Apakah sebelum tumor/kista ovarium ini diambil atau dioperasi, seorang dokter kandungan tahu apakah kista ovarium ini jinak atau ganas ?
Seorang dokter kandungan tidak dapat secara pasti menentukan bahwa kista ovarium ini termasuk jinak atau ganas sebelum kista ovarium itu diambil/dioperasi dan dibawa ke laboratorium. Namun dokter kandungan dapat mempridiksi atau meramalkan apakah kista ovarium ini jinak atau ganas sebelum dilakukan operasi dengan melalui pemeriksaan-pemeriksaan seperti anamnesa/wawancara, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang seperti USG atau pemeriksaan darah laboratorium ('tumor marker').
Pemeriksaan-pemeriksaan ini dilakukan oleh dokter kandungan sebelum operasi dilakukan dengan tujuan agar dapat menentukan tindakan apa yang akan diambil/diputuskan oleh dokter kandungan saat maupun setelah operasi, artinya jika kemungkinan kista ovarium ini jinak maka dokter kandungan hanya mengambil kistanya saja tetapi jika ganas maka dilakukan pengangkatan kandungan sekaligus (operasi radikal) selain itu jika kista tersebut ganas maka setelah operasi ada pengobatan lanjutan seperti kemoterapi atau sinar radiasi. Yang penting lagi jika kista ini dipridiksi jinak maka dapat dilakukan operasi laparoskopi ('minimal invasive surgery') sedangkan jika ganas maka harus dilakukan laparotomi (operasi konvensional dengan cara membelah lebar dinding perut seperti operasi sesar).

Bagaimana jika sebelum operasi diperkirakan/dipridiksi jinak namun setelah diperiksakan PA hasilnya ganas ? apalagi saat itu operasinya hanya mengambil kista saja.
Untuk memberikan hasil yang optimal pada kasus seperti ini maka seyogyanya harus dilakukan operasi ulang untuk mengangkat rahim/kandungan (operasi radikal) tanpa melihat apakah wanita tersebut sudah menikah atau belum, sudah mempunyai anak atau belum karena jika kista tersebut dinyatakan GANAS maka angka kekambuhan dan angka penyebaran ke organ tubuh lainnya cukup tinggi sehingga hal ini akan mengancap nyawa bagi wanita tersebut.
Apakah ada cara lain untuk menghindari terjadi operasi lebih dari 1 (satu) kali pada kasus seperti diatas ? Ada cara lain untuk menghindari hal itu yaitu melakukan pemeriksaan PA-potong beku ('frozen section') jaringan kista tersebut pada saat operasi sedang berlangsung. Namun pemeriksaan PA-potong beku ini tidak dapat dilakukan di semua rumah sakit, hanya rumah sakit-rumah sakit besar saja mempunyai fasilitas ini. Dengan adanya pemeriksaan PA-potong beku ini maka keputusan awal sebelum operasi (yaitu hanya mengambil kista saja) dapat berubah harus mengambil/angkat rahim jika hasil PA-potong bekunya ternyata ganas. Perubahan pengambilan keputusan ini dilakukan saat operasi, saat wanita/pasien tersebut masih dibius sehingga pasien tersebut tidak perlu dibius atau dioperasi 2(dua) kali.

Apakah kista ovarium dapat dilakukan operasi/tindakan laparoskopi ('minimal invasive surgery') ?
Saat ini yang dianjurkan hanyalah kista-kista ovarium yang dipridiksi jinak saja yang dapat dilakukan melalui operasi laparoskopi. Jika wanita yang dipridiksi mempunyai kista jinak tersebut masih usia muda atau belum mempunyai anak/keturunan maka operasi laparoskopinya hanya mengambil/mengangkat kistanya saja. Karena dengan operasi laparoskopi ini perlekatan ('adhesion') pasca operasi lebih sedikit dibandingkan dengan operasi laparotomi (operasi konvensional seperti operasi sesar yaitu membelah lebar dinding perut). Perlekatan yang terjadi ini sangat berpengaruh pada kesuburan wanita tersebut dimasa yang akan datang karena perlekatan tersebut secara mekanik mengganggu fungsi saluran telur (saluran tuba Fallopii). Selain itu dengan laparoskopi, dimana cara operasi dengan menggunakan lensa/teleskop yang memiliki pembesaran objek sekitar 5-10x maka laparoskopi mempunyai akurasi yang lebih tinggi dibandingkan laparotomi untuk memisahkan jaringan kista (jaringan abnormal/patologi) dengan jaringan ovarium yang normal sehingga dengan laparoskopi kemampuan untuk melakukan reservasi sel telur dan jaringan ovarium normal sangat efektif. Oleh karena itu laparoskopi sangat cocok/sesuai dengan pasien-pasien kista ovarium jinak yang masih muda atau belum punya anak karena kemungkinan terjadinya menopause dini ('premature ovarian failure') akibat banyak sel telur/jaringan normal ovarium yang terangkat saat laparotomi dapat dihindari.

Selain kista ovarium jinak atau ganas, apakah ada batasan lain suatu kista ovarium yang dapat dilakukan laparoskopi ?
Ukuran kista ovarium juga menentukan apakah dapat dilakukan operasi laparoskopi atau tidak. Besar kista ovarium yang masih dapat dikerjakan dengan laparoskopi adalah maksimal 15cm. Lebih dari itu maka kista ovarium harus dioperasi dengan laparotomi.


325 komentar:

  1. Selamat datang...selamat menikmati isi blog ini. Semoga dapat bermanfaat bagi yang membaca isi blog ini... Terima kasih

    BalasHapus
  2. Dokter saya sdh menikah 3 tahun tp belum pny anak,1 tahun yg lalu saya HSG dan diketahui tubavalopi buntu dan vimbrae mengalami hidrosalphinx,yg mau saya tanyakan apakah saya msh mempunyai harapan untuk mempunyai anak dokter?terima kasih

    BalasHapus
  3. Harus dipastikan dulu kebuntuannya tsb dengan pemeriksaan laparoskopi diagnostik karena HSG nilai akurasinya tidak 100%.
    Terima kasih...

    BalasHapus
  4. Terima kasih dokter,kalau blh saya tahu kira2 budgetnya berapa dokter?trimakasi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear Bu Dian...
      JIka dilakukan laparoskopi diagnostik, biayanya sekitar <7jutaan dan jika dilakukan laparoskopi operatif biayanya sekitar <17jutaan. Karena laparoskopi operatif (melakukan kuratif/koreksi jika ada kelainan) operasinya lebih lama rata2 sekitar 1-2jam, sedangkan laparoskopi diagnostik lamanya sekitar 30menit.
      Demikian yang dapat saya sampaikan. Tks....

      Hapus
  5. Salam kenal, dokter...
    tgl 7 Maret sy menjalani Laparoskopi untuk angkat miom, kista, dan benerin perlengketan rahim. Syukurlah hasil lab mnunjukkan tidak ada sel ganas.
    Selama ini haid saya selalu teratur (maju 1-2 hari). Bulan Feb sy dapat haid tgl 19-25, kmudian trakhir brhubungan suami istri tgl 5 Maret (msh masuk masa subur gak, dok?), tgl 7 nya LO. Tapi, jika siklus saya tidak berubah, harusnya sy dah dpt haid tgl 19an juga kan dok, tp sampe hr ini kok blm dpt ya? apa LO mempengaruhi siklus haid? memang stelah LO,mulai tgl 7-17 saya dpt flek2 dan kt dokter itu normal krn habis LO.
    Knp saya blm dpt haid sampe hari ini (telat seminggu)?
    apa mungkin telah terjadi pembuahan?

    Mohon penjelasannya, dok..
    Terima kasih

    Nisa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear mbak Nisa....
      Maaf saya baru balas pertanyaannya sekarang. Gimana apakah masih belum haid juga sampai sekarang ? Klo sudah haid alhamdulillah, berarti kekhawatiwan mbak Nisa telat haid sudah teratasi.
      Memang beberapa hari 2-3 hari setelah LO pada umumnya ada keluar flek2 karena pada saat LO dilakukan tes chromotubasi (tes tuk melihat saluran tuba/saluran telurnya buntu/tidak), hal ini masih normal.
      Kemudian jika setelah LO, apalagi setelah LO kista ovarium (pengangkatan/pengambilan kista) maka akan terjadi perubahan pola siklus haid, bisa haidnya jadi maju dari biasanya atau mundur dari biasanya.
      Pada LO jarang sekali terjadi pembuahan, artinya jarang sekali segera setelah LO kemudian bulan depannya langsung positif hamil. Siklus saat dilakukan LO sebagian besar pada siklus tersebut tidak terjadi kehamilan.

      Demikian yg dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat.

      Hapus
    2. Wah, terimakasih skali Dok penjelasannya, mmbuat saya lbh tenang dr sbelumnya.
      Sampe hr ini sy blm dpt haid jg, tp akhirnya td og iseng pk tespek emg negatif sih hasilnya, hehehe..Trus gini Dok, sampe skrg sy blm dsuntik Tapros krn ya teat haid itu td, jd kami ingin nunggu haid dulu. Masalahnya, kok ada yg menyarankan ga usah buru2 Tapros dl, jd setelah nnti dpt haid lg, kan ada masa suburnya,dicoba hub.suami istri aja dl, sapa tau jd, gt katanya Dok, klo trnyata bulandepannya tetep haid lg (gagal pmbuahan), br deh suntik tapros. Sy bingung Dok, kpn sbaiknya mulai Tapros, kbtulan dokter kami lg cuti sampe mgg dpn dan beliau brencana kasih tapros mgg dpn. Apa sbaiknya sy turuti saja rencana dokter tsb? ato sy nunggu haid dl spt rencana di atas? apa keuntungan dan kelebihannya Dok?
      Sekali lg, maaf merepotkan dokter, sy memohon penjelasan kembali.

      Terimakasih,
      Nisa

      Hapus
    3. Memang pemberian GnRHagonis ('Tapros') pasca operasi endometriosis masih kontroversi (pd kasus infertilitas/ingin punya anak), ada yg memberikan dan ada pula yg tidak memberikan . Saya sendiri (personal opinion) jika wanita tersebut masih usia <30th maka pasca operasi segera saya berikan Tapros, ttp jika usianya >30th saya tidak memberikannya dan langsung program hamil. Pemberian tapros tidak perlu menunggu haid, bisa segera setelah operasi, ttp biasanya 10-14 hari dari suntikan tapros pertama akan terjadi haid namun setelah itu tidak haid selama tapros berikutnya diberikan. Klo taprosnya ditunda pemberiannya yang dikhawatirkan endometriosisnya bisa kambuh lagi.

      Terima kasih.....

      Hapus
    4. hhmm.. begitu ya Dok, sepertinya sy sdh mulai bs memantapkan diri utk ambil keputusan selanjutnya. Terimakasih banyak atas masukannya, dok.
      Saat ini umur saya 31th. Program dr dokter kami memang akan memberikan tapros segera stelah selesei LO.
      Baiklah Dok, skali lagi trimakasih banyak atas penjelasannya.

      Salam,

      Hapus
  6. salam kenal dok,
    Saya nana 32 tahun berputri 2,krn seringh nyeri hebat waktu haid,saya minta usg dan ditemukan 2 kista ovarium dm 4 cm dan 6 cm.
    1. dr yg ngasih usg bilang masih bisa punya anak,apa betul ?
    2. Apa ada pengaruh kista tsb terhadap hubungan suami istri?
    3. Untuk laparoskopi betulkah yg disedot termasuk telur di ovarium?
    4. Selain di klinik fertilitas Graha amerta, dr relly praktek dimana saja?
    mohon penjelasannya dan terima kasih sebelumnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal juga bu Nana....
      1. Untuk bisa hamil secara normal (tanpa harus melalui bayi tabung) dibutuhkan 4(empat) faktor yaitu; sperma yg baik, rahim yang baik, telur yg cukup dan saluran telur/tuba yg tidak buntu. Jadi jika salah satu dr ke-4 faktor tsb tidak baik/terganggu maka untuk bisa hamil secara normal juga sulit. Jika seorang wanita didptkan kista (dan kista tsb merupakan kista jinak) maka yg diambil/diangkat hanyalah kistanya aja, sedangkan indung telur/sel telur yg masih baik/sehat ditinggal sehingga kemungkinan untuk menghasilkan telur yg baik masih ada kecuali klo kista tersebut adalah kista ganas/kanker maka terpaksa kista dan indung telur yg sehat serta rahimnya harus diangkat. Jadi harus ditentukan dulu apakah kista ibu tsb jinak atau ganas.
      2. Jika kista yg ibu alami ini menyebabkan nyeri hebat terutama saat haid apalagi nyeri diluar haid (termasuk nyeri saat senggama), maka nyeri senggama ini akan mengganggu hubungan suami isteri, terutama sang isteri krn terngganggu karena nyeri saat senggama o.k kista tersebut. Kista yang seperti ini biasa dinamankan kista endometriosis/kista coklat yg sifatnya jinak.
      3. TIDAK BETUL klo dgn laparoskopi hanya menyedot cairan kistanya aja. Dengan laparoskopi yg kita ambil tidak hanya cairan kistanya saja (dg cara disedot cairannya) tetapi juga kita ambil/angkat dinding kistanya sehingga mengurangi kekambuhan timbulnya kista di kemudian hari. Justru dengan laparoskopi maka dokter/operator sangat membantu untuk membedakan kista dan telur yg sehat karena dgn laparoskopi terdapat teleskop yg mempunyai kemampuan memperbesar objek yg dilihat hingga 5-10X dari ukuran objek sebenarnya sehingga lebih mudah membedakan antara kista dan sel telur yg sehat. Hal ini berbeda jika melakukan operasi laparotomi biasa yg hanya mengandalkan mata dokter/operatornya (apalagi jika operatornya sudah tua dan pake kacamata) maka akan sulit membedakan kista dan sel telur, tidak jarang bahkan sel telur yg sehat akan terangkat saat operasi laparotomi (bukan operasi laparoskopi).
      4. Selain di Klinik Fertilitas Graha Amerta, sy praktek di RS Darmo Surabaya hari Selasa & Kamis (jam 16-18.00) + Sabtu (jam 09-11.00) juga di RS Darmo Surabaya.
      Demikian yg dapat saya sampaikan. Tks

      Hapus
    2. halo dok, senang sekali melihat blog dokter, harap bantuan dan advicenya ya dok. saya ibu risda umur 32 thn. awalnya saya mau program kehamilan, diberi obat penyubur katanya tetapi 1.5 bln kemudian diperiksa ada kista di ovarium besarnya 2.4 cm. kemudian saya diberi obat antioksidan (santa-e), obat demam dan nyeri. control ke-2 saya dating 20 hari kemudian krn rasa ga tenang, kistanya bertambah besar menjadi 4.57 cm kemudian saya diberi obat lg (truxanthin) yg disitu tertulis hanya food supplement. 4 hari kemudian saya coba cek ke dokter yg lain malah kistanya bertambah menjadi 5.78 cm dan ada kista yg lain juga muncul sebesar 2.4 cm. dokter menyarankan untuk dilakukan pengangkatan kistanya. pertanyaan saya apakah kista ini bias hilang tanpa operasi? maksud saya sambil melakukan program kehamilan ...krn sy dengar bila hamil kista itu sendiri akan hilang?? dan apakah cukup dgn pemeriksaan darah untuk mengetahui kemungkinan kista itu ganas atau tidak??

      Hapus
    3. Halo juga bu Risda,

      Kista ovarium itu jenisnya bermacam2, ada kista ovarium fungsional artinya kista normal yang akan hilang dengan sendirinya, ada pula kista ovarium patologis (non fungsional). Kista fungsional tersebut biasanya berukuran <5cm dan gambaran USG nya kista simpel, tanpa septa, tanpa papil. Pd kista patologis itu bisa kista jinak atau kista ganas pada gambaran USGnya klo kista jinak (termasuk kista endometriosis) tampak gambaran cairan yang khas (hipo-hiperechoic yg homogen) dan kista ganas biasanya didpatkan papil atau septa pada USG.
      Oleh karena untuk memutuskan apakah kista ini bisa hilang sendirinya atau harus dioperasi harus dievaluasi dengan USG yg tidak hanya dilihat dari ukuran kistanya saja tapi gambaran lain dari USG tersebut.

      Jika kista yg anda alami ini adalah termasuk kista endometriosis maka jika anda hamil maka kistanya akan hilang, namun itu selama hamil saja, jika selesai hamil bisa saja kista endometriosisnya kambuh lagi. Masalahnya orang2 yang menderita kista endometriosis untuk bisa hamil tidak gampang.

      Demikian yg dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat. Tks

      Hapus
  7. Salam siang dok..
    Saya Ami, 25th..saya didiagnosis kista ovarium setelah 2 bulan menikah,dan terdeteksi endometriosis ovary 2 kamar (3.67 x 3.62 cm dan 1.42 x 2.00cm) dan sebelah kiri (4.05x3.33 cm)bulan keesokannya (maret 2012)..bulan depannya kista sebelah kiri hilang namun yg 2 kamar tetap ada.. dokter menyarankan lo krn khawatir akan mengganggu kesuburan..saya mengamati perkembangan ukuran sampai bulan ini cenderung stabil walau sudah konsumsi obat dan jamu..keputusan lo ini pun kami tetapkan setelah melihat bahwa jamu dan supplemen serta diet khusus (berpantang bbrp makanan) tidak berpengaruh banyak..
    Pertanyaan saya:
    1. Butuh berapa lama kira2 untuk membentuk endometriosis sampai sebesar ini??
    2. Jika ingin hamil alami,brp lama setelah lo bisa berhubungan normal??
    3. Apakah endometriosis berhubungan dgn estrogen dominance??
    Trims dok.. ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat sore mbak Ami.....
      1. Penyakit endometriosis adalah merupakan penyakit kronis dan progresif, artinya penyakit ini diawali dgn tanpa keluhan (masih stadium ringan) hingga timbul keluhan (stadium ringan s.d berat). Perjalanan dari endometriosis ringan hingga berat itu membutuhkan waktu bertahun-tahun setiap individu berbeda2 dan sulit dipastikan tepatnya butuh berapa tahun mulai dari adanya endometriosis ringan s.d berat. Kesulitan terutama untuk menegakan endometriosis ringan/tanpa keluhan penderitanya harus dilaparoskopi dahulu krn endometriosis ringan hanya bisa terdeteksi dgn laparoskopi sedangkan tidak semua wanita mau dilaparoskopi hanya untuk menegakan diagnosa endometriosis (apalagi jika wanita tsb tidak ada keluhan, orang yg ada keluhan aja belum tentu mau dilaparoskopi...he..he..he..). Jadi jawaban mbak Ami yang pertama ini sya susah menjawabnya, sudah berapa lama endometriosis mbak ini berada di dalam perut anda.
      2. Setelah LO sebenarnya boleh melakukan berhubungan suami isteri scr normal paling cepat 2mgg pasca LO. Cuma klo pertanyaan kapan bisa hamil stlh LO, itu sangat tergantung pada hasil LO nantinya apakah bisa hamil secara normal ataukah harus dgn bayi tabung.
      3. Betul ssekali endometriosis sangat berhubungan erat dgn estrogen yg dominan karena endometriosis sangat dipicu pertumbuhannya oleh estrogen. Oleh karena itu pada keadaan-keadaan tertentu pasca LO endometriosis kita berikan obat2an anti-estrogen untuk menekan/mengurangi/memperlambat kekambuhan endometriosis. Sebaliknya obat2an yg meningkatkan estrogen (salah satu contohnya; obat2 penyubur) memicu tumbuhnya/kambuhnya endometriosis.
      Demikian yg dapat saya sampaikan. Tks

      Hapus
  8. dok, saya punya kenalan, dia mau di laparoskopi, katanya kena kista di ovarium. yang ingin saya tanyakan:
    1. apakah ia perlu minum obat-obatan lagi (setelah operasi)?
    2. apakah ada obat yang khusus untuk kista di ovarium untuk sebelum dan setelah operasi?
    terimakasih dokter.

    BalasHapus
    Balasan
    1. 1. Tergantung jenis kista ovarium yang didapatkan saat operasi laparoskopinya. Apakah kista jinak atau ganas ? klo kistanya ganas maka ada pengobatan lebih lanjut seperti kemoterapi, tetapi klo kista jinak namun berupa kista endometriosis maka setelah operasi perlu pengobatan lebih lanjut baik obat minum maupun obat injeksi. Jika kistanya bukan kista ganas dan bukan kista endometriosis maka pasca operasi tidak perlu minum/injeks obat2 an tertentu.
      2. Sebenarnya untuk kista ovarium tidak ada obat2an khusus sebelum dan sesudah operasi kecuali yang sudah saya sebutkan di atas.
      Demikian..semoga bermanfaat...
      Tks

      Hapus
  9. Hi Dokter..saya Ani umur 40th, belum menikah dan kmrn ini sy ada keluhan haid yang sangat sakit dan banyak sekali. Saya sudah ke dokter dan trnyt sy ada endometriosis di rahim sy sebesar 5cm dan sudah periksa darah tumor marker dan hasilnya tinggi sekali yaitu 270 sdgkan normalnya 30, sy mau tanya apakah endometriosis ini berbahaya?dan apakah tumor marker itu tanda kalau itu kanker atau hanya tanda jika ditemukan adanya tumor?sy belum kembali lagi ke dokter karena dokternya lg cuti smntr sy tidak sabar pengen mengetahuinya..jika endometriosis ini berbahaya, biasanya tindakan dr dokter itu apa ya?apakah bs hanya diangkat kistanya saja atau smua rahim diangkat?terimakasih ya Dokter..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat siang mbak Ani.....
      Endometriosis adalah bukan penyakit kanker ganas tetapi termasuk penyakit jinak namun endometriosis ini menimbulkan 2 keluhan utama pada pasien yaitu nyeri (t.u.nyeri haid) dan gangguan kesuburan (infertilitas/subfertilitas). Namun penyakit ini dapat menyerupai seperti kanker ganas karena mudah kambuh. Selain itu tumor marker (Ca-125) yang nilainya 270 tersebut bisa muncul pula pada penderita endometriosis (tidak hanya penderita kanker) sehingga pemeriksaan tumor marker tersebut bukan petanda spesifik untuk adanya keganasan ataupun endometriosis.
      Jika didpatkan endometriosis maka tindakan dokter tergantung kondisi pasien, jika pasien tersebut terganggu masalah nyerinya maka tindakannya bisa diberikan obat2an (baik obat minum maupun suntikan) ataupun operasi untuk membersihkan endometriosisnya atau bahkan dilakukan pengangkatan kandungan jika nyeri-nya sudah sakit bangeetttt. Jika pasien tersebut ingin hamil, maka segera dilakukan program hamil secepatnya sebelum usia wanita semakin tua dan penyakit endometriosisnya semakin parah. Penyakit endometriosis ini akan sembuh dalam 2(dua) keadaan, yang pertama jika wanita endometriosis tsb terjadi kehamilan (tp sembuhnya selama hamil saja, selesai hamil bisa kambuh lagi), yang kedua endometriosis ini akan sembuh jika wanita tersebut menopause.
      Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat.
      Tks

      Hapus
  10. Selamat siang dokter,
    sebelumnya terimakasih banyak untuk artikelnya, artikel itu sangat membantu saya untuk memahami kondisi saya.
    Langsung saja dokter, nama saya Agfir usia 23 tahun belum menikah. saya menarche di usia 13 tahun, sejak menarche sampai sekarang saya kerap demam menjelang haid dan akan kembali normal saat haidnya keluar. Siklus haid saya normal (maju 2 hari) dan selama ini saya tidak mengalami keluhan nyeri haid atau keluhan keluhan lainnya. Di awal tahun 2012 ini dokter saat mengikuti pemeriksaan untuk masuk kerja saya baru mengetahui jika saya menderita kista ovarium dnegan ukuran 19 cm, terus terang saya sangat terpukul dokter mengingat saya tidak merasa mengalami masalah dengan siklus menstruasi saya, memang perut saya membuncit tapi saya pikir itu hanya buncit biasa. Apakah saya bisa melakukan operasi laparascopy?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maaf baru balas sekarang mbak Agfir....
      Jika didpatkan kista ovarium yang akan dilakukan laparoskopi, maka sebaiknya perlu dilakukan pemeriksaan2 tambahan seperti pemeriksaan darah Ca-125, yg merupakan suatu 'tumor marker' apakah kista ovarium kemungkinan jinak atau ganas. Jika Ca-125 normal maka kemungkinan kistanya jinak. Jika jinak maka kista anda meskipun uk.19cm masih bisa dilakukan operasi laparoskopi, tetapi jika Ca-125 tinggi (>200) maka kemungkinan kistanya tidak jinak maka sebaiknya dilakukan operasi laparotomi ('open surgery' tidak bisa laparoskopi). Selain itu utk memperkirakan kistanya jinak atau ganas, waktu USG dilihat apakah bagian dalam kista tersebut didpatkan bagian padat/papil, jika ditemukan bagian padat/papil maka ada kemungkinan kistanya ganas, maka kista tsb tidak bisa dilakukan laparoskopi.
      Demikian yg dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat. Tks

      Hapus
  11. Terimakasih banyak dokter untuk penjelasannya, saya jadi tidak terlalu cemas seperti kemarin kemarin. Berdasarkan USG terakhir dokter memperkirakan kistanya bersifat cair/tdk padat. Agfir

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama, semoga kistanya bisa diselesaikan secepatnya. Amin.

      Hapus
  12. Selamat Siang dok, saya Ati umur 30 tahun dan sudah memiliki anak 1( 8 th).
    yang saya mau tanyakan begini dok:
    dulu awalnya saya setelah 40 hari melahirkan saya langsung memakai IUD dan selama memakai tidak ada masalah apa2, cuma saat berhubungan suami saya ada keluhan katanya ada yg mengganjal. dan pada tahun ke 4 memakai IUD saya mengalami sakit di perut yg sangat hebat,sampai saya tidak bisa jalan dan sampai dilarikan ke rmh sakit.dan ternyata saya di fonis ada kista ovarium, dan sama dokter langsung di minta untuk operasi. tetapi saya takut dan stres waktu itu,jadi saya minta menunggu hariuntuk operasi di rumah. tetapi sampai sekarang saya belum menjalani operasi tersebut, ya karena masih takut.
    dan tahun ini saya ( bulan juni) saya kontrol ke rmh sakit yg berbeda.hasilnya sama,saya menderita kista ovarium dan saya di beri obat Eturol,prenatin plus dan bkomplex selama 2 bulan.
    pada saat masa pengobatan ini saya mengalami sakit di perut, dan saya dibawa kedokter umum.disana saya difonis sakit typus,dan saya juga cerita kedokter tersebut kalau saya sedang mengkonsumsi obat(saya tunjukan semua obatnya)dari dokter kandungan rumah sakit. dan ternyata sama dokter umum tersebut katanya obat dari dokter kandungan tersebut bukan untuk mengobati tapi cuma vitamin2 saja.
    dan saya merasa kecewa juga sama dokter kandungan kenapa cuma vitamin saja yg dikasihkan kesaya bukan untuk mengobati kista saya.
    yang saya tanyakan apakah saya masih bisa hamil lagi dok( krn. kami sangat sdng mengharapkan itu),apakah dengan terapi vitamin dari dokter kandungan saya bisa menyembuhkan atau membuat saya bisa cepat hamil dok...???
    terima kasih..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat siang juga bu Ati....
      Klo boleh tau ukuran kistanya berapa ya bu ? Kistanya di indung telur sebelah mana ? Sebelah kanan atau kiri atau kanan-kiri/dua2nya ?
      Kista itu macam2 jenisnya, pada umumnya kista yang bikin nyeri saat haid adalah kista endometriosis.Kista endometriosis ini dapat/sangat mempengaruhi kesuburan. Jika ibu ingin berencana hamil lagi maka sebaiknya kista endometriosis ini harus dibersihkan dengan metode operasi laparoskopi. Dari laparoskopi ini baru dapat ditentukan apakah ibu masih bisa hamil secara normal ataukah harus melalui bayi tabung.
      Kista endometriosis ini tidak akan bisa hilang hanya dengan obat2an saja tetapi harus dikombinasi dengan operasi laparoskopi dan obat2an yang diberikan pasca laparoskopi. Demikian yang dapat saya sampaikan.....Tks

      Hapus
  13. Selamat malam Dok.. terima kasih, blog dokter sangat membantu saya..
    saya Kirana, umur 30 th..sudah menikah dan belum dikaruniai putra. Saya sudah di diagnosa kista ovarium 6 cm dan 5 cm.
    Mohon bantuan informasi ya Dok..semoga tidak merepotkan.. terima kasih
    1. Untuk rumah sakit surabaya yg memungkinkan untuk LO di rumah sakit mana saja ya Dok?
    2. Kebetulan saya tidak ada asuransi (biaya sendiri) kira2 untuk LO tsb dibutuhkan biaya berapa ya Dok?
    3. Untuk opname di rumah sakit dibutuhkan waktu berapa lama ya Dok?
    4. Setelah melakukan LO, apakah ada efek sampingnya ya Dok ?
    Terima kasih atas informasinya ya Dok..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat malam bu Kirana....
      1. RS di Surabaya yang bisa melakukan LO adalah: RS Graha Amerta, RS.Husada Utama, RS Darmo, RS Putri, RS.Kendang sari, RS.Mitra tetapi RS yang lengkap peralatannya hingga bisa melakukan LO 'histerektomi'(angkat kandungan) adalah RS Graha Amerta, RS Darmo dan RS Husada Utama.
      2. Paling murah total biaya yg dibutuhkan utk LO kista (Tanpa harus rawat inap) sekitar 16juta++
      3. Jika LOnya hanya kista uk 5 dan 6 cm, biasanya saya tidak mengharuskan pasiennya opname tetapi bisa pulang di hari yg sama saat dilakukan LO (One day care surgery) karena salah satu tujuan LO adalah early recovery tuk pasien-pasiennya
      4. Efek pasca LO adalah perutnya kembung karena sisa gas CO2 yang dimasukan saat LO berlangsung masih ada sedikit, meskipun selesai LO gas2 CO2 sudah kita keluarkan. Efek lainnya ulu hati perih tp hal ini akan diberikan obat2an penghilang nyeri ulu hati.
      Demikian yang dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat Tks.

      Hapus
  14. Assalamualaikum Dokter,
    Saya ibu 2 anak, usia 34 tahun. Sudah 3 bulan ini perut saya membuncit tanpa gejala sakit, sampai-sampai setiap kali bertemu orang pasti diberi selamat karena dikira hamil lagi. Padahal tidak mungkin, saya masih pakai IUD dan masih haid. Hanya saja haid yang biasanya 6-7 hari jadi 4 hari, siklus yang tadinya 28 hari jadi 24 hari. Saya sudah ke dokt kandungan, di USG, katanya ada kista di ovarium, dan disarankan operasi sekaligus pengangkatan rahim karena takutnya ganas. Kistanya kecil, tapi yang membuat perut besar adalah cairan/ascites. Pertanyaan saya,
    1. Apakah dari hasil USG saja (tanpa prosedur lain misalnya cek tumor marker Ca 125) sudah bisa terdeteksi sifat ganas dari kista saya tersebut?
    2. Apakah adanya ascites mengindikasikan bahwa kista saya termasuk ganas?
    3. Jika sudah dioperasi pengangkatan ovarium dan rahim, kira-kira bagaimana pengaruhnya terhadap kehidupan saya dan hubungan suami istri? Karena yang saya baca ovarium adalah tempat memproduksi hormon, jika diangkat apakah akan berpengaruh kepada fisik saya nanti?
    4. Jika terbukti ganas, berarti saya harus kemoterapi ya?
    Demikian dok, maaf kalau banyak pertanyaan. Terima kasih sebelumnya, dan saya senang bisa menemukan blog yang informatif ini sehingga bisa memberi pengetahuan kepada saya yang tadinya masih awam mengenai penyakit saya sendiri.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waalaikumsalam wr.wb.
      1.Pemeriksaan USG dan tumor marker Ca-125 bukan merupakan alat diagnostik tuk memastikan apakah kista ganas atau bukan tetapi lebih sebagai alat utk meramalkan/memprediksi apakah kistanya ganas atau tidak, Sedang utk kepastiannya kistanya ganas atau tidak adalah pemeriksaan Histopatologi-anatomi (PA), namun pemeriksaan PA ini baru dapat dilakukan jika kistanya sudah diambil/dioperasi dan diperiksakan PA dgn diperiksa di bawah mikroskop.
      2. Memang salah satu parameter pada USG yang memprediksi kemungkinan kistanya ganas adalah adanya ascites/penumpukan cairan di rongga perut, selain parameter lain spt adanya septa/sekat pada dinding dalam kista atau ditemukannya papil/bagian padat di dalam kista. Namun sekali lagi parameter2 tersebut hanya prediktor utk kemungkinan kisstanya ganas, sedang pastinya apakah betul ganas harus diperiksa PA.
      3. Memang jika rahim dan kedua ovarium diangkat, ibu akan jadi menopause. Nah dampaknya menopause ini akan berpengaruh pada hubungan sanggama suami-isteri, vagina akan terasa kering saat bersanggama.
      4. Betul bu, jika kistanya terbukti ganas (pd pemeriksaan PA) maka pasca operasi ibu harus dilanjutkan pengobatan kemoterapi.
      Demikian yang dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat. Tks

      Hapus
  15. malam dr Relly,saya wanita 52 tahun dengan 2 anak dan sejak 8 tahun yang lalu dikatakan menderita simple hyperplasia endometrium, tahun 2010 saya di kuret lagi dng hasil endometrium fase proliferasi tanpa tanda keganasan, masalahnya menstruasi tetap lama dan banyak, sejak 8 bulan yg terakhir saya di pasang myrena IUD tetapi menstruasi 3 bulan yang terakhir lama dan mulai banyak lagi,apakah dapat dilakukan tindakan operasi laparoskopi utk penyakit saya ini?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal juga ibu.....
      Untuk masalah ibu, insyallah, amat sangat bisa dilakukan tindakan laparoskopi.
      Demikian yang saya sampaikan. Tks

      Hapus
  16. Selamat malam dok,,,sya umur 20tahun belum menikah dan saya baru 3bulan selesai operasi kista,,,
    Dokter menganjurkan saya untuk kemoterapi,,
    Sya mau tanya apakah sya harus kemoterapi atau ada jalan lain dok? ????

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat malam juga mbak....(nama??)
      Jika memang hasil operasi kistanya merupakan kista ganas (bukan kista jinak) maka tidak mau harus dilakukan pemberian kemoterapi. Sampai saat ini untuk kista ganas tidak ada alternatif lain selain operasi & pemberian kemoterapi.
      Demikian yg dapat saya sampaikan. Tks

      Hapus
  17. Salam kenal dok... saya umur 32thn menikah 3thn blm ada keturunan setelah USG diagnosa dokter ada Endometriosis & mioma, apa hrs dgn tindakan operasi & apa msh bisa memiliki keturunan :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal juga mbak Dyna....
      jika anda sudah menikah 3 tahun dan usia sudah >30th, maka saran saya segera dilakukan tindakan agar usia anda tidak bertambah 'tua' karena semakin 'tua' usia seorang wanita maka akan semakin sulit punya keturunan.
      Termasuk jika diduga ada endometriosis (+mioma) maka segera dilakukan tindakan operasi laparoskopi untuk membersihkan endometriosis dan mioma nya. Dari operasi laparoskopi nanti itu baru bisa diputuskan apakah anda masih bisa hamil secara normal ataukah harus dengan cara bayi tabung.
      Demikian yg dapat saya sampaikan. Tks

      Hapus
  18. mhn bantuannya dok, istri sy mengidap kista jinak 6 bln yg lalu sdh diangkat & dokter menyarankan spy menjalani suntik endrolin 6x. saat ini baru mengalami haid lg tp yg menjadi pertanyaan sy kenapa haidnya msh sakit seperti sebelum kistanya diangkat. mhn jawabannya trm ksh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yth, Pak Yehua...
      ada kemungkinan endometriosisnya kambuh lagi atau operasinya yang lalu tidak bisa membersihkan endomtriosis secara maksimal...sehingga setelah suntikan endrolinnya selesai, kembali lagi muncul nyeri haidnya.
      Demikian yg dapat saya sampaikan. Tks

      Hapus
  19. Malam dok,

    Saya Nana di Bandung, usia 37th belum nikah.
    Menstruasi cukup lancar dan ga pernah merasakan sakit yg berarti. Tp perut saya membesar seperti hamil, dan awal Januari hasil USG menunjukkan ada kista ovarium sblh kiri ukuran 22,3 x 18,2 x 9,2 cm. Awal Febuari setelah 1 bln minum rebusan daun sirsak dan melakukan beberapa terapi alternatif lainnya, hasil USG menunjukkan 22,9 x 19,4 x 8,4 cm. Apa itu artinya ada penyusutan ukuran walau memang tidak signifikan?
    Apa masih bisa dibuang dg Laparoskopi? Hasil CA 125 saya 48,79. Sebulan terakhir badan mudah lelah dan mudah merasa ga enak badan seperti mau demam, dan perut bagian dalam kiri terasa agak panas dan sedikit perih. Apa ini penanda tumor sy berpotensi ganas?
    Makasih sebelumnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat malam mbak Nana.....
      jika kistanya merupakan suatu (kemungkinan besar) kista jinak, insyallah masih bisa dilakukan laparoskopi.
      Untuk menentukan kemungkinan berupa tumor ganas/tidak, tidak hanya dilihat dari Ca-125 saja tetapi perlu dilihat dari penampilan klinis dan gambaran USGnya.
      Sehingga untuk menilai hal itu, seorang dokter (SpOG)nya yang akan menilai apakah ini kemungkinan jinak atau ganas.
      Demikian yg dapat saya sampaikan. Tks

      Hapus
    2. Terimakasih jawabannya, Dok..
      Alhamdulillah kalau sebesar itu ternyata masih bisa ditangani dg laparoskopi. Saya pikir benar2 sudah maximal 15 cm dan hanya bisa diangkat dg laparotomi.
      Maaf, saya masih ada bbrp pertanyaan susulan:
      1. Jika kista sudah berhasil diangkat apa masih ada kemungkinan tumbuh lg di tempat yg sama? Seandainya diputuskan ovarium kiri diangkat (demi menghindari resiko kista muncul lg di tempat sama), apa ada kemungkinan kista kemudian muncul jg di ovarium kanan?
      2. Dari hasil USG antara lain tertulis kista mesenterik, dinding licin, tidak terlihat massa pertumbuhan / massa solid. Uterus terlihat normal, terlihat miome intra mural ukuran diameter 1,44 cm. Apakah itu cukup memprediksi bahwa kista memang jinak? Jika dilaparoskopi apa miome di uterus perlu dan bisa sekalian diangkat?
      3. Sebaiknya saya datang ke dokter SpOG spesialis onkologi atw SpOG ahli laparoskopi?
      4. Sebelum operasi apakah perlu dilakukan CT scan dulu utk mengetahui ada pelengketan atau tidak?
      Terimakasih ya Dok atas kesabarannya menjawab..

      Hapus
    3. Buat mbak Nana....
      1. Untuk memastikan kistanya bisa kambuh lagi atau tidak (maksudnya tumbuh kista di ovarium/indung telur satunya) sangat tergantung hasil pemeriksaan histopatologi / PA dari jaringan yang telah diambil pada operasi. Jika hasil PA nya bukan kista endometriosis dan juga bukan kista ganas maka kemungkinan kambuh/muncul lagi kista di indung telur sebelahnya kecil sekali.
      2. Dari hasil USG yang anda sampaikan cukup mendukung klo kista anda kemungkinan (walau kepastian jinak/tidak tgt dari hasil PA) jinak bukan ganas, sehingga sangat bisa dilakukan operasi laparoskopi thd kista yang ada pd diri anda.
      3. Jika anda ingin dilakukan laparoskopi maka sebaiknya datang konsultasi ke dokter SpOG yg ahli laparoskopi karena belum tentu SpOG spesialis Onkologi bisa/mampu melakukan laparoskopi.
      4. Pemeriksaan CT scan belum tentu bisa menyingkirkan adanya pelengketan atau tidak antara kista dengan usus/organ sekitar kista. Jd pemeriksaan CT Scan pada kasus anda tidak harus dilakukan tetapi jk dilakukan CT Scan apalagi dgn MRI akan lebih baik lagi untuk persiapan sebelum laparoskopi/operasi
      Demikian yg dapat saya sampaikan. Tks

      Hapus
    4. Makasih untuk semua jawabannya, Dok Relly.. Blog anda sangat bermanfaat & mencerahkan. Semoga suxes & sehat selalu yaa.. Wass.

      Hapus
    5. Most welcome....mbak Nana.... Dengan senang hati bisa membantu anda.

      Hapus
  20. Malam dok,
    Saya Chusnu di Semarang, usia 33 th belum menikah, 155cm/43kg.
    Menstruasi saya cukup lancar, bisanaya maju mundur sampai 1 minggu. Hanya saja 2-3 tahun terakhir ini merasakan nyeri yang teramat sangat pada hari pertama atau kedua menstruasi. Perut saya juga setelah saya perhatikan membuncit, saya pikir karena saya terlalu banyak duduk waktu bekerja. Tapi pada saat menjadi tour guide pada tanggal 20 februari 2013 kemarin,saya mendapat haid dan juga saya mendapatkan serangan kram perut yang sangat parah sehingga saya tidak punya tenaga bahkan untuk duduk, dan merasa ada sesuatu dalam perut. Bahkan untuk mengangkat kaki memakai celana juga sakit, tidur miring kanan atau kiri juga sangat kesakitan. Akhirnya saya ke dokter kandungan pada tanggal 22 februari 2013, saya di periksa dan dinyatakan ada kista. Dokter tersebut tidak komunikatif, dia hanya menuliskan di kartu berobat endometriosis tanpa saya tahu dimana letaknya dan berapa besarnya, saya hanya mendengar dia menyebut angka 8,4 kepada perawat. Kemudian dia meminta saya untuk test darah dan kontrol 2 minggu lagi dan saya diberi obat Climadan 150 serta Danazole 200. 2 minggu kemudian saya control bersama hasil test darah yang menunjukkan hasil CA 12-5 saya 524,8 dengan rujukan <35. Dari hasil lab tersebut dokter langsung memvonis saya untuk segera operasi, dia juga tidak melakukan USG dan lagi-lagi dokter tidak memberikan penjelasan detil. Saya diberi waktu tidak lebih dari sebulan untuk mengambil keputusan, dia juga memberikan obat yang sama. Karena saya tidak puas dengan dokter tersebut Kemudian saya mencari dokter penyakit kandungan lain dan diberi rujukan untuk USG, hasil dari USG menunjukkan :
    Uterus : ukuran normal contour halus tidak tampak modul, ovarium dextra: normal, pada adnexa sinistra: tampak cystic mass berdiameter 7 cm. tampak debries didalam cyst.
    Kesimpulan: cystic mass 7 cm di adnexa sinistra: cenderung endometrial cyst.
    Dokter di lab usg tersebut menyarankan untuk operasi dengan rekomendasi ke RS Graha Amerta, begitu pula dokter penyakit kandungan ke-2 yang saya datangi, bersedia untuk mengoperasi. Meskipun hasilnya sama, tapi saya mendapatkan penjelasan.
    Yang ingin saya tanyakan
    1. Sampai sekarang saya mendapatkan flek coklat kental, apakah ini pengaruh kista tersebut atau karena pengaruh obat yang diberikan?
    2. Saya mendapatkan informasi dari internet dan juga teman yang punya kista atau miom untuk menghindari beberapa macam makanan, seperti daging, ayam, dll. Menu makan saya seperti menu diet,setelah saya didiagnosa punya kista,padahal saya kurus. apakah itu mempengaruhi pertumbuhan endometriosis saya?bisakah mengurangi ukurannya?
    3. Dari hasil data diatas jenis operasi apakah yang akan dilakukan dokter, laparotomi/laparoskopi?
    4. Apakah termasuk kista ganas atau jinak? Setelah operasi apakah perlu minum obat-obatan lagi atau ada tindakan medis lanjutan lainnya?berapa lama recoverynya?
    5. Jika kista bersama ovarium kiri sudah berhasil diangkat apa masih ada kemungkinan tumbuh lg di tempat yg sama? apa ada kemungkinan kista kemudian muncul jg di ovarium kanan? Atau di tempat lainnya?Saya dengar dokter juga memberikan kemungkinan buruk adanya artificial menopause, terus terang saya khawatir. Karena saya berpikir pastinya nanti saya tidak bisa mempunyai keturunan dan juga menopause dini akan mengubah hidup saya.
    Terima kasih Dok Relly.. Blog anda sangat bermanfaat dan memberikan informasi yang sangat berguna. Sukses selalu dok..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat malam juga mbak Chusnu....
      1. Flek2 coklat yg saat ini anda alami ada kemungkinan karena obat Danazole yang anda konsumsi. Obat tersebut tidak menyebabkan haid spt biasanya tetapi timbul flek2 kecoklatan.
      2. Makanan yang mengandung dioxin (yg merupakan sebagai bahan pengawet) dapat memicu pertumbuhan kista endometriosis. Sedangkan makanan2 lainnya tidak berpengaruh terhadap timbulnya endometriosis.
      3. Klo melihat ukuran kista pada diri anda maka saya lebih menyarankan untuk dilakukan laparoskopi dibandingkan laparotomi.
      4. Untuk memastikan apakah kista anda jinak atau ganas maka kista harus diambil dulu dan diperiksakan ke Lab untuk dilakukan pemeriksaan histopatologi (PA) yang dapat memastikan apakah kista anda JINAK atau GANAS. Jika kistanya ganas maka pasca operasi akan dilanjutkan pemberian obat2an kemoterapi...tetapi jika kistanya jinak maka tidak perlu obat2an pasca operasi KECUALI kistanya berupa kista endometriosis/ kista coklat maka untuk jenis kista ini pasca operasi perlu diberikan obat2an untuk mengurangi kemungkinan kambuh lagi pada kista endometriosis.
      5. Jika itu kista ganas ataupun kista endometriosis maka ada kemungkinan tumbuh lagi baik pada tempat yang sama atau pada tempat indung telur yang satunya. Sehingga untuk kedua macam kista tersebut pasca operasinya perlu obat2an dan kontrol yang teratur agar dapat dimonitor perkembangan kistanya. Pada kista endometriosis, maka obat2an pasca operasi diberikan agar anda tidak terjadi haid untuk sementara (yang dinamakan artificial menopause atau menopause semu) tetapi tidak perlu khawatir karena sifat artificial menoapuse ini hanya sementara saja, jika anda sudah menikah maka pengobatan endometriosis ini dihentikan dan anda sebaiknya langsung program hamil agar bisa cepat hamil.
      Demikian yang dapat saya sampaikan. Tks

      Hapus
  21. terima kasih Dr. Rully, informasi yang dokter sampaikan sangat berguna dan juga bermanfaat sehingga saya tidak takut untuk menghadapi operasi yang akan saya lakukan. semoga kesehatan dan keselamatan selalu bersama dokter sehingga dapat membantu banyak orang :) terima kasih dok,,,

    BalasHapus
  22. Dear dr. Relly,
    Saya Rofie umur 36thn posisi di Bali sudah menikah 4th dan sama sekali belum pernah hamil.
    Kata dokter saya ada Kista ovarium 5 cm di sebelah kiri dan saya sempat test darah CA19-9 & CA125. hasil test darah tersebut lebih tinggi dari rata rata seharusnya, saya tau itu tumor marker apakah itu sangat berbahaya?
    Saya Rencana mau melakukan laparoskopy dengan anda, kalau saran dokter di rumah sakit mana yang terlengkap alatnya untuk melakukan LO ? dan saya harus bertemu dokter di mana? apakah harus buat janji dulu? berapa perkiraan biayanya? dan berapa lama waktu yang di perlukan untuk konsultasi dan LO? ini di sebabkan karena saya bekerja jadi harus prepare dari sekarang kalau mau cuti.
    Terima kasih dan saya tunggu jawaban dokter.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear bu Rofie.....
      Saat ini untuk laparoskopi di Surabaya, saya menyarankan di RS Bedah Surabaya, jl. Raya Manyar no.9 karena saat ini alatnya yang terbaru dan paling lengkap untuk tindakan LO.
      Sebelum LO dengan saya, anda dapat datang ke Praktek saya di RS. Darmo Surabaya, Jl. Raya Darmo no.90 pd hari Selasa, Kamis (jam 16-18.00) dan Sabtu (jam 9-11.00) Silakan hubungi no.Telp RS Darmo (031-5676256 ext.279) untuk buat janji. Atau di Klinik Fertilitas-Graha Amerta lantai 2, hari Senin s.d Jumat (jam 8-14.00) dgn perjanjian. Utk buat janji silakan telp. ke 031-70906307 atau 031-5023788.
      Tindakan LO operasi kista (utk kelas 3) berkisar 18-20jutaan di RS Bedah Surabaya.
      Waktu yg dibutuhkan mulai dari konsultasi, opname dan tindakan LO nya sekitar 3-5 hari kerja.
      PENTING : jika akan dilakukan LO, anda tidak posisi lagi haid ya.
      Demikian yg dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat. Tks

      Hapus
  23. selamat mlm dokter relly ...
    Saya Tari usia 33 th, sdh menikah 8 th dan blm dikaruniai anak. Tahun 2008 sdh pernah ditiup 5x, th 2010 insem 2x. hsl SA bagus. Kmrn HSG lagi dgn hasil:
    - partial occulasi tuba uterina kanan, disertai mild hydrosalphinx
    - tuba uterina kiri nonpatent disertai mild hydrosalphinx

    dokter menyarankan :
    1) operasi untuk me 'repair' (jk memungkinkan), terus program hamil
    2) jika tdk bs di 'repair' maka saluran tuba dipotong dan hrs BT

    yang ingin saya tanyakan :
    1) apakah dengan laparoskopi msh memungkinkan utk merepair?
    2) jika saluran tuba dipotong, apakah ada efek jangka pendek/panjang terhadap tubuh?
    3) bagaimana proses menstruasinya? bukankah saluran tubanya sdh dipotong?

    mohon pencerahan apa yang sebaiknya saya lakukan....terima kasih...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat malam juga bu Tari,
      1. Dengan laparoskopi masih memungkinkan untuk dilakukan repair saluran tuba tetapi (baik dgn laparoskopi ataupun laparotomi) tidak menjamin setelah dilakukan repair saluran tubanya tetap akan terbuka selamanya. Ada kemungkinan dalam 1 thn pasca repair, saluran tubanya akan menutup kembali.
      2. Untuk meningkatkan keberhasilan BT, maka saluran tuba yg mengalami hidrosalphinx (pembengkakan saluran tuba) sebaiknya dipotong/diambil dulu sebelum BT. Karena cairan hidrosalphinx akan meracuni embryo yang akan ditanam pada proses BT. Efek saluran tuba yang dipotong/diambil, tidak mempengaruhi kesehatan jangka panjang ybs.
      3. Saluran tuba yang sudah dipotong/diambil TIDAK mempengaruhi siklus menstruasi karena menstruasi terjadi hanya di dalam rongga rahim, tidak didalam saluran tuba. Jd selama rahim dan indung telur/ovarium (yg menghasilkan hormon estrogen/progesteron) masih ada maka orang tsb masih tetap haid teratur meskipun saluran telurnya dipotong/diambil.
      Saran:
      Mengingat usia anda sdh 33th dan anda sudah menikah >5th serta didptkan hidrosalpinx pd saluran tuba anda, maka saran saya anda lebih baik ikut proses BT daripada melakukan repair tuba.
      Demikian yg dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat.

      Hapus
  24. Selamat siang dr Relly,
    Saya ibu dari 1 org putra dan sedang program anak ke 2. Tp pada tgl 20 april 2013 kmrn saya datang bulan hingga 17 hari dan baru berhenti setelah saya ke Dsog dan diberi obat Kalnex dan satu lagi lupa namanya sepertinya antibiotik dok. Dari situ juga ketahuan kalau ada kista 2cm dan miom 4cm. saya diberi obat premolut n dan esthero 0,65 selama 22 hari karena ternyata saya masih kluar flek trus walaupun sudah minum premolut n dan esthero td.tgl 12 Juni saya menstruasi dok tp sampai hari ke 8 belum selesai juga. yang mau saya tanyakan tindakan apa yg kira2 harus saya lakukan. trima kasih dokter sebelumnya atas penjelasannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat siang juga bu Dessy....(maaf baru bales skrg)
      Pedarahan/haid yang tak teratur bisa saja terjadi karena ada miom di dalam rongga atau di dekat rongga rahim, sehingga walaupun sudah diberi terapi hormon (primolut dan esthero) tetap aja terjadi gangguan haid.
      Untuk itu ada baiknya dievaluasi ulang dgn USG transvagina untuk melihat posisi miom tepatnya dimana. Jika miomanya berada di dalam rongga/di dekat rongga rahim maka sebaiknya miom tsb diambil agar tidak terjadi gangguan haid lagi.
      Demikian yg dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat, Tks

      Hapus
  25. Selamat siang dr. Relly,
    Saya Dessy ibu 30th dari 1 orang putra dan saat ini sedang program anak ke2. tapi saya pada tgl 20 April kemarin datang bulan hingga 17 hari dan baru berhenti setelah diberi Kalnex dan bacestyn 375 dan ketahuan kalau ternyata ada kista uk.2cm dan miom diluar rahim 4cm.setelah minum obat tersebut itu kadang masih kluar flek coklat. kontrol berikutnya saya diberi premolut n dan esthero 0,65 sempat berhenti selama 1 minggu dok tp kluar flek lagi setelah saya pakai hubungan. kalau kata dsog flek nya itu karena ada erosi dan saya pun diberi obat antibiotik untuk menyembuhkan erosinya. pada tanggal 12 Juni saya datang bulan hingga hari ke 8 saya masih kluar darah trs walaupun hanya flek. yang mau saya tanyakan:
    1. tindakan apa yang harus saya lakukan agar saya dapat segera bisa hamil lagi ?
    2. apakah saya bisa langsung program atau harus dilakukan pengangkatan terlebih dahulu?
    atas penjelasan saya ucapkan trima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat siang juga bu Dessy....
      Jika anda ingin hamil lagi, saran saya lebih baik anda dilakukan laparoskopi untuk melihat kondisi saluran tuba anda apakah buntu atau tidak. Selain itu dgn laparoskopi sekalian dilakukan pengangkatan miom yang anda punyai di rahim.
      Demikian yg dapat saya sampaikan. Tks

      Hapus
  26. Salam kenal dok,dgn lina umur 28 suami 32 tuba non paten2nya, saya ren cana mau laparoscopi baiknya di RS mana ya dok,, saya diBalikpapan dok, mgkin oktober baru bisa ke surabaya,tq

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal juga bu Lina...
      Jika ibu tinggal di Balikpapan, ibu bisa melakukan laparoskopi untuk mengevaluasi saluran tuba dgn dr.Triseno SpOG di RS Siloam atau di RS Kaniyoso Balikpapan.
      Demikian yg dapat saya sampaikan. Tks

      Hapus
  27. dok saya 20 tahun blm menikah, kista ovarium diameter 10 cm. harus diangkat kah? kalo laparoskopi sampai brp ya biayanya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear mbar Nurvita Pranasari....
      Jika kista anda sdh berdiameter 10cm, maka sebaiknya/seharusnya harus diambil/diangkat kistanya. Jika ingin pengangkatan kista dgn laparoskopi maka harus diperiksa dulu apakah kistanya kemungkinan jinak atau ganas. Jika kistanya kemungkinan jinak maka kista tersebut dapat dilakukan pengangkatan dengan laparoskopi.
      Biaya laparoskopi sendiri di Surabaya, berkisar sekitar 18-20jutaan untuk kista yang besar tersebut.
      Demikian yang dapat saya sampaikan. Tks

      Hapus
  28. salam kenal dok... usia sy udh 33th, 3 th menikah, memiliki kista ovarium kanan n kiri. sdh sempat injeksi endrolin 5x n diyatakan udh bersih kistanya. lalu wkt usg ternyata ada pelekatan jd sy menjlni sis dan dinyatakan buntu disaluran tuba kanan dan kiri. oleh dokter disarankan untuk hsg untuk mengetahui penyebab kebuntuan. dokter juga menyatakan bentuk rahim sy bengkok, ada miom dan kista lg, sehingga stlh hsg hrs laparaskopi. hsg blm sy jalani krn menunggu haid bulan ini. menurut dokter apa yg hrs sy perbuat? mksh dok sebelumnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal juga.....ibu yg berusia 33th & telah menikah 3 tahun.
      Saran saya adalah sebaiknya segera dilakukan laparoskopi tanpa harus melakukan HSG terlebih dahulu karena Laparoskopi hasilnya jauh lebih baik daripada HSG krn dgn laparoskopi mioma & kistanya juga bisa sekalian diangkat/dibersihkan, sedangkan HSG tidak bisa.
      Demikian yg dapat saya sampaikan. Tks

      Hapus
  29. Salan kenal dok,
    perut kiri ibu saya sakit, setelah di usg hasilnya semua normal, cuma ada satu hasil yg memungkinkan rasa sakit itu. hasil usg adalah sbb :
    1. hepar, gall baldder, pankreas---normal
    2. ren dextra/sinistra--normal namun ada collecting system rem sinistra melebar grade II
    3. vesica urinaria, uterus, adnexa dextra--normal semua
    4. adnexa sinistra - tampak massa solid, hypoechoic dgn tepi tidak rata, kesan melekat pada uterus, uk 54,8 x 40,8 x 41,3mm dgn CDS hypervascular, RI 0,30, tampak ascites jumlah sedang.

    Kesan : massa solid hypoechoic pada adnexa sinistra kemungkinan dari ovarium sinistra, kesan malignan + ascites + hydronephrosis sinistra gare II ec. Obstruksi post renal.

    Yang saya mau tanyakan apa penyakit ibu saya dok, tumor ato kista...hal yg harus saya lakukan apa dok...baru 2 minggu ini ibu saya mengkonsumsi herbal, sebagi langkah awal tindakan. apakah perlu di operasi ato bgmn??terimakasih atas perhatian nya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal juga bu Nyta....
      Jika melihat hasil USG ibu anda maka ada kemungkinan tumor ganas dari indung telur. Maka saran saya segera dilakukan operasi secepatnya karena jika tumor ganas tersebut akan cepat sekali pertumbuhannya dan bisa menyebar ke organ2 tubuh yang lainnya dan ini akan mengancam nyawa ibu anda.
      Demikian yg dapat saya sampaaikan. Semoga bermanfaat. Tks

      Hapus
  30. Salam Kenal, Dok! Saya faridah, 36 th, dr Bali. Saya sudha punya 2 anak, yg paling besar umur 15th, yang kecil umur 9 th. Skitar 2 bulan yang lalu dokter memvonis saya menderita miom di dinding raim sebesar 8,9 cm skarang. Beliau menyarankan untuk histeriktomi. Tapi saya masih ragu2 untuk operasi. Sekarang ini saya menkonsumsi obat herbal, yang sementara ini dapat mengurangi rasa sakit / nyeri yang sering saya alami. Menurut dokter, kira2 tumor itu bisa membesar lagi ya dok? apa yag mesti saya lakukan ya dok? saya bingung karena saya baca, , banyak ada keluhan2 pasca histeriktomi, terutama di bidang hub.sexsual. tolong pendapatnya, dok. tq.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal juga bu Faridah......di Bali.
      Saran saya mirip dengan dokter2 yang pernah ibu temui yaitu histerektomi/angkat kandungan karena ibu sudah punya anak 2 dan miom ibu sptnya bukan miom biasa tetapi miom adenomiosis yg sulit diangkat hanya adenomiosisnya saja. Cuma jika dilakukan histerektomi/angkat kandungan dengan laparoskopi maka gangguan sex spt halnya operasi laparotomi (spt op sesar) tidak terjadi. Histerektomi dgn laparoskopi ibu masih bisa merasakan orgasme dan kulit ibu masih tetap kencang karena yg diangkat hanya rahim ibu saja tanpa mengangkat ovarium/indung telur ibu.
      Jadi saranya saya lebih baik ibu dilakukan histerektomi dengan laparoskopi drpd laparotomi.
      Demikian yg dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat. Tks

      Hapus
  31. Selamat sore dok, saya fristia dari Madiun. Sekitar sebulan yang lalu ibu saya telah menjalani operasi kista ovarium (ibu saya sudah menopaus) setelah di PA ternyata hasil sampel menunjuknya Ganas. yang akan saya tanyakan adalah
    1. Apa yang harus ibu saya lakukan setelah mengetahui hasilnya ganas? (kemoterapi atau langsung operasi angkat rahim)
    2. Jika kita ketahui bahwa kistanya ganas bolehkan kita melakukan operasi angkat rahim? (atau harus kemoterapi beberapa kali dulu?)
    3. Apakah boleh ibu saya melakukan operasi lagi jika sekitar sebulan lalu baru saja beliau melakukan operasi laparostomy?
    4. Berapa persen kemungkinan untuk ibu saya dapat sembuh total jika di lakukan kemoterapi / jika di angkat rahimnya?
    Terimakasih dr.Relly Y Primariawan.,SpOG(KFER) untuk ketersediaan waktunya, saya senantiasa menanti jawaban dokter dari setiap pertanyaan-pertanyaan saya,
    Semoga dokter beserta keluarga selalu diberkati Tuhan YME, Amiin :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat sore juga bu Fristia di Madiun..
      Maaf bu sebenarnya saya bukan ahlinya dibidang penyakit kanker.
      Tetapi saya coba membantu ibu....
      Jika dari hasil PA nya menunjukan ganas, maka ssebaiknya segera dilakukan pengangkatan rahim dan evaluasi ulang seberapa luas penyebarannya penyakitnya....yg dinamakan dgn 'surgical staging' shg akan bisa menentukan prognosa atau stadium penyakit ibu anda yg mana setelah itu baru dilakukan kemoterapi.
      Untuk informasi lebih lanjut ibu dapat konsultasi ke dokter SpOG (K-Onk) yg khusus menangani masalah kanker/tumor ganas kandungan. Demikian yg dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat. Tks

      Hapus
  32. Selamat sore dok, saya fristia dari Madiun. Sekitar sebulan yang lalu ibu saya telah menjalani operasi kista ovarium (ibu saya sudah menopaus) setelah di PA ternyata hasil sampel menunjuknya Ganas. yang akan saya tanyakan adalah
    1. Apa yang harus ibu saya lakukan setelah mengetahui hasilnya ganas? (kemoterapi atau langsung operasi angkat rahim)
    2. Jika kita ketahui bahwa kistanya ganas bolehkan kita lakukan operasi angkat rahim? (atau harus kemoterapi beberapa kali dulu?)
    3. Apakah boleh ibu saya melakukan operasi lagi jika sekitar sebulan lalu beliau baru saja melakukan operasi laparostomy?
    4. Berapa persen kemungkinan untuk ibu saya dapat sembuh total jika di lakukan kemoterapi / jika di angkat rahimnya?
    Terimakasih dr.Relly Y Primariawan.,SpOG(KFER) untuk ketersediaan waktunya, saya senantiasa menanti jawaban dokter dari setiap pertanyaan-pertanyaan saya,
    Semoga dokter beserta keluarga selalu diberkati Tuhan YME, Amiin :)

    BalasHapus
  33. Selamat sore dok, saya fristia dari Madiun. Sekitar sebulan yang lalu ibu saya telah menjalani operasi kista ovarium (ibu saya sudah menopaus) setelah di PA ternyata hasil sampel menunjuknya Ganas. yang akan saya tanyakan adalah
    1. Apa yang harus ibu saya lakukan setelah mengetahui hasilnya ganas? (kemoterapi atau langsung operasi angkat rahim)
    2. Jika kita ketahui bahwa kistanya ganas bolehkan kita lakukan operasi angkat rahim? (atau harus kemoterapi beberapa kali dulu?)
    3. Apakah boleh ibu saya melakukan operasi lagi jika sekitar sebulan lalu beliau baru saja melakukan operasi laparostomy?
    4. Berapa persen kemungkinan untuk ibu saya dapat sembuh total jika di lakukan kemoterapi / jika di angkat rahimnya?
    Terimakasih dr.Relly Y Primariawan.,SpOG(KFER) untuk ketersediaan waktunya, saya senantiasa menanti jawaban dokter dari setiap pertanyaan-pertanyaan saya,
    Semoga dokter beserta keluarga selalu diberkati Tuhan YME, Amiin :)

    BalasHapus
  34. dear dr.relly,
    nasib baru sekarang sy menemukan blog dr.relly. Udah setaunan sy divonis ada mioma (awal 6cm trs berkembang jd 13cm)di rahim (intramural) dgn usg 2D. Minggu lalu sy coba usg doppler hasilnya benjolan besar 10cm itu isinya cairan dan tumbuhnya di indung telur kiri. Kog bisa melesat jauh gitu ya dok hasil 2D dgn 4D?
    sy umur 34th menikah baru 1,5th. Sy menunda2 anjuran operasi krn takut efeknya di kemudian harinya dok. Apalagi semua dokter yg sy konsul pada nyaranin utk operasi besar. Mohon sarannya ya dok? Oia selama ini haid sy normal aja 3hr. Tidak sampai pendarahan. Cuman seminggu setelah bersih perut akan lebih membengkak & kadang terasa berat/menekan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear bu Entin....
      Klo untuk lebih meyakinkan apakah ibu menderita kista atau miom maka akan lebih baik jika dilakukan pemeriksaan MRI (Magnetic Resonance Imaging) daripada membandingkan USG 2D & 4D.
      Jika ibu belum punya anak, maka sebaiknya miom sebesar itu dilakukan operasi pengangkatan mi0m dengan laparoskopi karena miom sebesar itu bisa mengganggu kesuburan seorang wanita.
      Demikian yg dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat. Tks

      Hapus
    2. Pagi dr.Relly,
      Bisa rekomendasi utk LO di semarang dgn dr. siapa ya?
      Thx dok :)

      Hapus
    3. Klo di Semarang yg SpOG yang bisa melakukan LO ada a.l; dr.Syarif Taufik (di RS Karjadi -Semarang), dr.Indra Adi (RS.Siloam-Semarang)

      Hapus
    4. thx banget atas infonya ya dok! ^^

      Hapus
    5. thx banget atas infonya ya dok!^^

      Hapus
  35. apakah kista darah atau daging menyebabkan susah hamil?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa kedua2nya yg dapat mengganggu kesuburan atau susah hamil....semuanya tergantung tipe/macam kistanya apakah kista jinak atau ganas dan juga tergantung letak/posisinya kista tersebut apakah mengganggu organ reproduksi atau tidak. Demikian yang dapat saya sampaikan. Tks

      Hapus
  36. Salam kenal Dok saya Bayu, istri saya baru-baru ini merasa nyeri di perut kanan bawah lalu selang beberapa waktu muntah. Inisiatif langsung saya bawa ke RS. Awalnya didiagnosis Usus Buntu tapi saat di USG dokter berubah mendiagnosis Kista di ovarium kanan sebesar 15 cm. Pagi masuk RS sore rasa nyeri hilang lalu kami memutuskan pulang dan melakukan konsultasi ke dokter kandungan lalu kami disarankan tes CA-125. Saat ini kami masih menunggu hasil Lab.Yang ingin saya tanyakan, kami ingin melakukan operasi tapi berhubung kami keluarga kurang mampu kami membuat SKTM untuk rujukan ke RSUD. Apakah di RSUD Cibinong-Bogor ada operasi laparoskopi atau tidak kira-kira dok? dan apakah operasi ini berbahaya bagi tubuh istri saya. Kalau masalah keturunan saya tidak jadikan fokus, yg saya takutkan kondisi istri saya. Mohon penjelasannya dok agar setidaknya mengurangi kecemasan saya. terima kasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal juga Pak Bayu.....
      Wah, maaf ya pak saya kurang begitu tau apakah di RSUD Cibinong Bogor ada alat & dokter yang bisa mengerjakan laparoskopi, sebaiknya bapak bertanya aja ke dokter kandungan di RS tersebut.
      Kista ovarium sebaiknya harus diambil (apalagi jika ukurannya sudah 15cm) karena kista tersebut harus dipastikan apakah kistanya jinak ataukah termasuk kista ganas. Untuk memastikan itu harus diambil dulu kistanya dgn cara operasi dan diperiksakan ke laboratorium untuk diteliti jenis kistanya. Jika kistanya termasuk kista jinak maka tindakannya cukup hanya operasi saja tetapi jika kistanya ganas maka pasca operasi perlu pengobatan kemoterapi.
      Demikian yg dapat saya sampaikan. Tks

      Hapus
  37. Salam kenal dok...
    usia saya skrg 31 tahun, sudah menikah selama 3 tahun. selama 3 tahun menikah saya tidak pernah haid dok. hasil pemeriksaan terakhir, dokter menyarankan saya untuk melakukan laparaskopi karena katanya banyak cairan didalam rahim saya. bgaimana menurut dokter? mohon sarannya dok

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal juga bu....(maaf namanya ibu kok nggak ada ya?)
      Jika ibu sudah mengalami tidak haid selama 3 tahun maka harus diperiksakan apa penyebabnya kok selama itu tidak terjadi haid. Sebelum memutuskan laparoskopi perlu dilakukan pemeriksaan2 tertentu spt USG trans vagina/ lab hormon2 ibu bagaimana...sehingga ada keputusan apakah memang ibu harus dilakukan laparoskopi atau tidak. Nah, saya tidak tau sejauh mana ibu sudah dilakukan pemeriksaan2 sebelum diputuskan dilakukan laparoskopi oleh dokter ibu. Demikian yg dapat saya sampaikan. Tks

      Hapus
  38. Dok,,, akhir desember ini di surabaya kah,,, ato keluar kotaà,,, maklum akhir taon dok,,, mungkin dokter liburan,,, karena saya mau kesurabaya,, kapan bisa konsul ya ama dr relly

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya insyallah....selama bulan Nop/Des.2013 dan Jan/Peb.2014 tidak pergi ke luar kota surabaya.
      Demikian yg dapat saya sampaikan. Tks

      Hapus
  39. Salam kenal dok,,,usia saya 26 tahun, sudah 1,5 thn menikah, berdasar hasil usg terdapat kista sebesar 5cm di ovari sebelah kanan, sebelah kiri bersih, apa karena kista tsb sehingga sampai sekarang saya blm hamil? Walaupun tanpa laporoskopi apakah ada kemungkinan hamil? 2 dokter yang saya kunjungi, satu menyarankan laparoskopi dah dokter satunya operasi besar,, kalo di surabaya dokter yang ahli laparoskopi siapa dan dimana ya dok? Baik dokter cowok ataupun cewek? Selama ini saya herharap bisa terjadi kehamilan walaupun terdapat kista, apakah itu mungkin dok? Mohon pencerahannya, terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal juga bu....(maaf tidak ada nama anda)
      Bisa saja meskipun ada kista terjadi kehamilan tanpa harus dilakukan operasi namun kemungkinan hal itu terjadi spt itu kecil (sekitar <10%).
      Saya sendiri jika ada wanita yang ingin hamil (apalagi telah menikah >1thn) tetapi ada kistanya maka saya lebih menganjurkan utk mengangkat kistanya dengan laparoskopi.
      Saya sendiri di Surabaya telah melakukan laparoskopi operatif sejak th.2005 dan hingga sekarang sudah mengerjakan sekitar 400-500kasus. Demikian yg dapat saya sampaikan. Tks

      Hapus
  40. Dok,, adakah pantangan atau makanan yg harus dihindari supaya bs menghambat atau mengecilkan kista? Sukur sukur bisa nyembuhin walau tanpa lo :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tidak ada pantangan/makanan khusus yang harus dihindari untuk mengambat/mengecilkan kista. Oleh karena kista itu sendiri penyebabnya belum diketahui secara pasti sehingga kita juga sulit mencegah timbulnya kista hanya dengan menghindari/pantang thd makanan2 tertentu. Demikian yg dapat saya sampaikan. Tks

      Hapus
  41. Selamat siang dokter, sy elies kemarin post laparoskopi hari minggu 10 nov 2013, saat ini sudah bisa aktivitas jalan, buang air besar dan flatus, namun paska LO perut saya terlihat buncit dok, apaakh itu normal karena sisa gas CO2, spotting sdh tidak ada lg.owiya kmrn sy LO krn kista endometriosis kiri 6cm dan drilling ovarium kanan cz PCOS.setelah LO dr tdk menyarankan suntik tapros namun lgsg dicoba hamil alami slma 2-3bln, slnjtnya jika blm brhsl disuruh untuk inseminasi.trmksh sblmnya dok,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat siang juga bu Elies....
      Merupakan hal yang normal pasca laparoskopi perutnya terlihat buncit karena saat dilakukan laparoskopi perutnya diisi gas CO2 dan ddg perutnya jadi melar...ttp hal ini akan hilang dalam 2-3mgg pasca laparoskopi...otot2 ddg perut akan kembali spt semula shg perutnya tidak buncit lagi. Demikian yg dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat. Tks

      Hapus
  42. malam dokter
    saya fitria di yogyakarta. umur 28th. bln mei saya didiagnosa endometriosis 3,5cm. waktu itu dokter mnyarankan terapi hormon untk slanjutnya progrm hamil. blm disarankan oprasi krn kista tergolong msh kcl. krn blm siap hamil saya mengkonsumsi kunyit putih atas saran teman. keluhan nyeri wktu haid mmg hilang, tp ternyata tdk menghmbat pertumbuhan endometroosisnya. bln oktober mulai teraba ada benjolan d perut bag bawah. kmdian saya usg trans vag trnyaya ukurannya skrng 8,7x6,5. di ovarium kiri. dokter memberikan 2 opsi, dibersihkan kistanya saja atau diangkat sekalian ovariumnya. saya ibu 1 anak usia 2 th. yg jd pertanyaan: 1. apakah jk d angkat sekalian ovarimnya dpt memperkcl kekambuhan endometriosos? 2. oprasi apa yg sbailnya saya pilih laparotomi atw laparoskopi jk sy msh ingin anak? 3. bgmn cara proteksi diri spya endometriosis tdk kmbuh kmbali? 4. menurut pertbngn dktr, apakh lbh baik kista hanya dbersihkn atwkah d angkat bersama ovariumnya untuk kasus saya? mohon jwbnnya. tera kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Malam juga bu Fitri....
      1. Operasi kista endometriosis yg dilakukan bersama seluruh indung telurnya sekaligus TIDAK AKAN mengurangi angka kekambuhan endometriosis TETAPI yg jelas cadangan telur ibu akan jauh berkurang jika sekalian diangkat ovariumnya dibandingkan hanya kistanya saja.
      2. Jika ibu masih mengharapkan kehamilan lagi/berikutnya maka saran saya lebih baik dilakukan laparoskopi drpd laparotomi.
      3. Untuk mem'proteksi' (mengurangi) kekambuhan endometrioisis adalah dgn mengikuti KB pil atau KB suntik yg 3 bulan sekali...jangan menggunakan IUD.
      4. Menurut saya (sekali lagi) lebih baik hanya kistanya saja yg diambil drpd ovariumnya diangkat sekalian....krn anda masih mengharapkan kehamilan yad.
      Demikian yg dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat. Tks

      Hapus
  43. fitria, yogya. dokter, 1. sjauh mana laparotomi dpt mengganggu organ reproduksi jk dbanding laparoskopi? apa penyebabnya? 2. sy hamil stlh 2 thn menikah dgn ikut program ingin anak, wkt itu sy diberikan pnyubur (profertil), alhamdulillah berhasil. apkh ada kterkaitannya penyubur yg sy konsumsi dulu dgn endometriosis sy skg? sbg info anak saya lahir sesar krn plasenta previa total. 3. apkh seseorang yg terkena endometriosis sbnarnya dia mmng sdh punya "bibit" endometriosis yg diturunkan scr genetik? berhubung anak saya perempuan, apkh anak saya jg pumya faktor resiko endo? terima kasih atas waktu yg dokter luangkan untuk mnjawab petanyaan saya smoga Allah SWT membalas kebailan dokter
    ..

    BalasHapus
    Balasan
    1. 1. Dengan laparotomi perlengketan pasca operasi lebih hebat dari laparoskopi, jika perlengketan nya lebih berat apalagi mengenai kedua tuba (saluran telur) dan indung telur maka akan mempengaruhi fungsi tuba untuk 'menangkap' sel telur yg dikeluarkan dari indung telur (tjd ggn fungsi 'ovum pick up' dari tuba). Selain itu dgn laparoskopi dibantu adanya lensa teleskop (lensa teropong) yg mampu mempebesar objek yg dilihat 5-10X dari aslinya sehingga dengan laparoskopi dapat dgn jelas membedakan bagian mana indung telur yg sehat dan bagian mana indung telur yg tidak sehat (yg mengandung kista/endometriosis) apalagi jika kita hanya ingin mengangkat kistanya saja tanpa harus membuang semua indung telur yg sehat.....sekali lagi jika indung telur yg sehat diangkat juga maka akan mengurangi jumlah sel telur yang ada dan hal ini mempengaruhi kesuburan juga. Jika dgn laparotomi kecenderungan dokter ahli bedah kandungannya akan mengangkat semua indung telurnya termasuk indung telur yg sehat krn dgn laparotomi hanya mengandalkan kemampuan mata dari operatornya shg sulit membedakan mana indung telur yg sehat, dana mana indung telur yg masih ada endometriosis/kista endometriosisnya.
      2. Obat2an penyubur termasuk profertil dapat memicu pertumbuhan endometriosis karena obat penyubur akan meningkatkan kadar hormon estrogen yg juga diperlukan untuk pertumbuhan endometriosis.
      3. Salah satu teorinya, mmg endometriosis dapat diturunkan secara genetik walaupun tidak selalu bermanifestasi saat wanita tsb dewasa. Demikian pula jika anda mempunyai anak wanita maka anaknya mempunyai risiko tjdnya endometriosis di kemudian hari kelak (saat masuk usia reproduksi).
      Demikian yg dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat. Tks

      Hapus
  44. Assalamu'alaikum,dok sy mohon penjelasaan akan DYSFUNCTIONAL UTERINE BLEEDING krn besok pagi,mau dikuret.....
    Th 2002 sdh pernah operasi kista krn sy berada ditaiwan yg tdk tau bahasanya cuma dlm bahasa taiwan itu Cekong imo iwey cokeli nancong luan cau....dlm arti ada cairan yg berwarna coklat diluar rahim yang mana sdh besarnya 13cm krn sakit yg amat sangat maka dioperasi dlm operasinya jg hya diksh lubang 3 tempat yaitu dibawah pusar dan sblh kanan kiri perut.....dktr blng suatu saat akan muncul kmbli predikasi 5th stlh operasi ..dan 2 mgg yg lalu sy periksa dirs karen selama 2 bln haid tdk berhenti bahkan dlm wkt 1 mgg mengeluarkan gumpalan darah seperti cincau gitu,tdk sakit tp amat mengganggu dan stlh cekup dktr blng itu sama sprt dulu kasusnya jadi ada gumpalan coklat diluar rahim yg sekarang sdh tumbuh di 3tempat sblh kanan 4cm dan sebelah kiri 5,3cm&5cm....dokter tdk menganjurkan operasi krn sama sj operasi jg kelak akan muncul kmbli,terkecuali menopause br bisa mengecil sdr....mmg si tdk terasa skt hya ada gangguan di seputar haid yg tdk teratur dan kadang perut bagian bawah asal disentuh jd sprt mau kencing aja jg pinggang sedikt pegel aja...klo haid dtng jg perut sdkt nyeri....umur sy sdh mau 40th dan pya ank 1 dktr blng dl penyebabnya krn melahirkan tdk bersih dan smpe skrg sy blm pya ank lg sbb byk wkt krj diluar negri...yg mau sy tanyakan bisakah kista itu sembuh tanpa operasi dan klo operasi kira2 brp biayanya...seingat sy ditaiwan operasi itu cuma pke selang tuk menghancurkan dan disedot kista tsb stlh 1 mgg selang itu dicabut krn sdh tdk ada lg cairan yg keluar...dan hya minum obat agar haid tdk dtng dulu selama 3bln...mohon penjelasanya akan kista tsb jg mksd dr kuret tersebut.....jazzakumullah khairan khatsir,salam santun sy......any ditaiwan...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waalaikummussalam wr.wb
      Dear bu Any....di Taiwan,
      Dysfunctional Uterine Bleeding (DUB) adalah adanya gangguan haid yang disebabkan oleh gangguan keseimbangan hormon pada wanita. Salah satu cara untuk menghentikan perdarahan karena DUB tersebut adalah dgn dilakukan kuret. Semoga kuret yang dilakukan thd diri bu Any berjalan lancar dan haidnya bisa berhenti dan teratur.
      Sedangkan mengenai kista coklat yang pernah dilakukan operasi pada diri anda...kista coklat itu atau nama lainnya kista endometriosis adalah bagian dari penyakit endometriosis. Penyakit endometriosis ini memang mudah sekali kambuh meskipun sudah dilakukan operasi, bahkan seseorang dengan endometriosis bisa dilakukan beberapa kali operasi krn penyakitnya sering kambuh. Penyakit ini tidak mengancam nyawa tetapi penyakit ini sangat mengganggu aktifitas seorang wanita apalagi jika dia adalah seorang wanita pekerja spt anda.
      Penyakit endometriosis ini akan sembuh jika wanita itu sudah menopause. Oleh karena itu jika anda ingin penyakit tsb sembuh maka sebaiknya dilakukan operasi pengangkatan kandungan dan dibersihkan sekalian endometriosis sehingga anda terjadi menopaause dini.
      Operasi pengangkatan kandungan di Surabaya sudah bisa kita kerjakan spt di Taiwan yaitu dgn metode laparoskopi yaitu operasi melalui bebarapa lubang di perut tanpa harus disobek lebar di perut anda sehingga proses penyembuhan/recoverynya lebih cepat dibanding operasi yang perutnya disobek.
      Jadi kista endometriosis yg anda alami sekarang ini tidak akan sembuh total tanpa harus dilakukan operasi pengangkatan kandungan+kistanya.
      Demikian yg dapat saya sampaikan. Tks

      Hapus
    2. Alhamdulillah kuret sdh dilaksanakan dg lancar tak ada rasa skt ataupun apa,hya sdkt kabur aja pandangan mata mungkin krn pengaruh obat. Biusnya.....

      Dok,dl dktr blng mslh rahim tak ada mslh krn rahim msh bagus tak ada pengaruh dg kista tsb sbb dia mmg letaknya bkn dirahim tp diluar rahim....mmg benar dktr ditwn jg blng opersi jg tdk menjamin sembuh total sbb ada kemungkinan stlh operasi kelak akan muncul kmbli sampai masa menopause maka dia akan mengecil dg sdrinya.... Apakah bila dilkkn operasi lg msh bisa ada kemungkinan hamil lg...? Dan bila tdk operasi jg apa bisa hamil lg....? Mengingat umur saat ini sdh 40 th tp msh pingin hamil lg....dan klo operasi model sprt itu diindonesia kira2 Sampai brp biayanya...? Syukran jazzakumullah khairan khatsir krn dktr sdh berkenan menjawab keluhan sy...

      Hapus
    3. Dear bu Any...
      Saat ini pun untuk kemungkinan bisa hamil lagi (andaikan ibu tidak ada kista) sangat kecil kemungkinannya karena usia ibu sudah mendekati 40 tahun....apalagi sekarang ada tumbuh kista lagi, maka kemungkinan untuk bisa hamil bisa kecil lagi...kira2 kemungkinan hamil <10%....apalagi jika skrg dilakukan operasi pengangkatan kistanya...tambah kecil lagi untuk bisa hamil karena cadangan sel telurnya akan semakin amat sedikit sekali. Klo telur sedikit sekali....maka untuk hamilpun juga kecil sekali kemungkinannya.
      Untuk operasi dgn laparoskopi (spt yg dilakukan di Taiwan) di Surabaya biayanya berkisar antara 18-20jutaa untuk perawatan kelas.3.
      Demikian yg dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat. Tks

      Hapus
  45. dokter relly, saya ibu lia dari sidoarjo
    saya telah menikah 5 th, sekarang hamil ke2, saat periksa kehamilan di minggu ke 6, ditemukan kista 4cm si sebelah kanan rahim. setelah saya cek lab pada minggu ke 11, hasilnya Ca125 = 18,11 dan Ca 19-9 = 11,96. yang ingin saya tanyakan
    1. apakah perlu operasi pengangkatan kista?
    2. saya ingin melahirkan dengan normal, bisakah?
    3. mungkinkah kista bisa mengecil ukurannya?
    4. jika saya mengkonsumsi haabatus sauda dan propolis, apakah itu akan membahayakan janin saya?
    5. mungkinkah kista ini disebabkan karena saya diberi penyubur oleh dokter pada bulan Mei dulu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear bu Lia di Sidoarjo...
      1. Selama masa kehamilan tidak terjadi keluhan nyeri perut hebat o.k misalnya terjadi kista yg terpuntir/kistanya pecah....maka kistanya bisa dioperasi saat operasi sesar untuk melahirkan anak ke 2 ini....jika selama kehamilan hingga 9 bulan kistanya tetap ada atau makin membesar.
      2. Jika kistanya mengecil atau menghilang maka bisa saja ibu melahirkan secara normal.
      3. Bisa saja kistanya mengecil selama kehamilan karena dilihat dari hasil lab (tumor marker) menunjukan kemungkinan kistanya jinak bukan kista ganas.
      4. Saya tidak bisa memberikan jawaban ttg obat haabatus sauda dan proplis pengaruhnya terhdap janin karena saya tidak punya pengalaman thd obat2 tsb
      5. Bisa saja kista tsb dipicu oleh penggunaan obat2 penyubur sebelumnya...biasanya kista spt ini akan mengecil dengan sendirinya.
      Demikian yg dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat. Tks

      Hapus
  46. Selamat pagi Dok,perkenalkan nama saya Tiara. saya mau menanyakan,untuk laparoskopi di Surabaya mohon rekomendasinya beberapa Sp.OG di surabaya ahli laparoskopi dok.Terima kasih dok

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear bu Tiara...
      Yang saya tau, di Surabaya RS yg bisa melakukan laparoskopi di RS.Darmo, RS Bedah Surabaya, RS.Graha Amerta....silakan ibu telp ke RS-RS tersebut untuk mengetahui dokter siapa yang ahli laparoskopi. Tks

      Hapus
  47. Assalamualaikum Wr Wb.
    saya noni 34th dari mojokerto pengen punya anak.
    sekitar des 2012 laparoskopi di DR.Dr.E... G.M, SP.OG.K rumahsakit G mojokerto diketahui indung telur sebelah kiri buntu dan masih bisa hamil secara alami.

    atas permintaan suami saya disuruh ikut progam bayi tabung dan diberi rujukan oleh dokter tsb di
    dr.A...Sp.And.PHD. rumahsakit SIL...surabaya.

    saya ikut program BT okt 2013
    -2minggu setelah ET. HCG 508,...
    dikataka positif hamil(bayi kembar)
    -2minggu kemudian di USG lagi utk melihat kantung bayi, ternyata kantungnya hanya 1
    -2minggu kemudian di USG utk melihat detak jantung ternyata bayi tdk berkembang(kosong) test HCG menurun menjadi 25,... dan diberi resep untuk minum obat peluntur atau jika kurang yakin, saya disuruh menunggu 1-2minggu.

    kami sudah menanyakan kenapa janin tidak berkembang dan di jawab hanya sepatah kata "YA TIDAK BERKEMBANG"

    kami mohon bantuan penjelasan kepada dr.Relly Y Primariawan.,SpOG yang budiman,
    1.semua prosedur program bayi tabung sudah kami jalani kenapa janin tidak berkembang?
    2.apakah cukup obat peluntur tanpa di KURET?
    3.bisakah saya pindah ke
    dr.Relly Y Primariawan.,SpOG dan apakah harus dari awal lagi?

    terima kasih dokter atas penjelasannya
    semoga amal kebaikan anda dilipat-gandakan oleh ALLAH SWT. amin.
    Wassalamualaikum Wr. Wb.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waalaikummusalam Wr.Wb....dear bu Noni.
      1. Masalahnya dalam proses bayi tabung kita hanya bisa memantau perkembangan embryo hingga saat akan dilakukan penanaman / embryo transfer....setelah itu kita tidak bisa memantau apakah janinnya masih bisa berkembang dgn baik/tidak....jika perkembangannya baik maka embryo tsb dapat tumbuh hingga kehamilan 9 bulan, tetapi jik perkembangan di dlm rahim tidak berkembang dgn baik maka bisa menyebabkan terjadinya haid (gagal nempel), keguguran atau janinnya tidak berkembang atau janinnya meninggal di dalam perut/janinnya cacat.
      Hal ini terjd karena kita masih belum mampu melakukan seleksi/skreening embryo yang akan kita tanam betul2 nantinya akan menjadi janin yang berrkualitas bagus hingga 9 bulan kehamilan...kita tidak bisa mendeteksi rangkaian kromosom apalagi susunan DNA saat kita akan melakukan embryo transfer... Pemeriksaan kromosom/DNA sangat sulit dan sangat mahal jika dilakukan pada embryo yang akan kita tanamkan tersebut.
      2. Bisa saja, hanya dengan obat2an maka janin yg tidak berkembang tersebut bisa luruh/keluar dengan sendirinya tanpa harus di kuret...kecuali jika dgn obat2an tidak berhasil meluruhkan janinnya maka terpaksa harus dikuret.
      3. Jika akan mengulangi proses bayi tabung lagi maka akan dilakukan pemeriksaan/tindakan pemeriksaan ulangan spt pemeriksaan USG/Hormon/Sperma/Lab darah seperti semula lagi...kecuali klo ibu punya simpanan embryo (Freezing Embryo) maka ibu tidak perlu melakukan prosedur spt proses BT seperti semula.
      Silakan jika mau konsultasi lebih lanjut ttg BT dgn saya di Graha Amerta.
      Demikan yg dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat. Tks

      Hapus
  48. Dear Dokter Relly,

    Saya Nora, 25 th, baru-baru ini melakukan tes CA125 dengan hasil 51.40, mengalami peningkatan dari hasil tes sebelumnya yang saya lakukan pada Bulan Maret 2013 yaitu 42.40. Setelah dilakukan USG ulang, hasilnya terdapat kista kompleks dan berselaput ukuran 4,4 x 3 cm yang sebelumnya pada November 2011 hasil usg kista 1,86 x 1,58 cm. Dibagian kiri juga terdapat kista dengan ukuran 5 x 3 cm yg sebelumnya 3.74 x 3.70. Karena hasil CA125 mengalami peningkatan dan terdapat kista complex (berdasarkan penjelasan dari dokter kista kanan tersebut berselaput dan terdapat bagian padatnya) maka dokter menganjurkan untuk melakukan Laparoskopi. Yang ingin saya tanyakan
    1. Apakah haid dapat mempengaruhi hasil tes CA125 dan USG?
    2. Untuk kondisi saya tersebut, apakah operasi laparoskopi sudah harus dilakukan secepatnya?
    3. Menurut dokter apakah saya perlu melakukan tes ditempat lain untuk bahan pembanding?

    Mohon informasi dan penjelasannya dok, untuk tindakan apa yang sebaiknya saya lakukan. Karena operasi laparoskopi tersebut dijadwalkan Jumat, 20 Des 2013, saya masih agak takut melakukan operasi dan tidak ingin buru-buru namun saya juga takut akan resiko bila ternyata kista tersebut berbahaya.

    Terimakasih Dok,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear mbak Nora....di tempat.
      Maaf terlambat menjawab /mebalas postingan anda...semoga operasinya berjalan lancar.
      1. Haid tidak mempengaruhi hasil tes CA-125 dan USG....kista yang bertambah besar maka nilai CA-125 akan meningkat dan USGnya makin membesar.
      2. Karena sudah ada pembesaran kista > 4cm maka mmg sebaiknya/seharusnya lebih cepat dilakukan operasi laparoskopi sebelum keadaannya tambah parah.
      3. Klo mau sebagai pembanding lebih baik (itu pun tidak wajib dilakukan) pemeriksaan MRI Pelvis (foto komputer spt CT Scan)...tp mmg pemeriksaan ini mahal shg tidak semua pasien bersedia dilakukan pemeriksaan MRI tersebut.
      Saran saya; segera dilakukan laparoskopi sebelumnya keadaannya tambah besar dan tambah parah sehingga bisa mengganggu kesuburan dan kesehatan reproduksi lainnya.
      Demikian yg dapat saya sarankan. Semoga bermanfaat. Tks

      Hapus
  49. Dear Dokter Relly,

    Saya Nora, 25 th, baru-baru ini melakukan tes CA125 dengan hasil 51.40, mengalami peningkatan dari hasil tes sebelumnya yang saya lakukan pada Bulan Maret 2013 yaitu 42.40. Setelah dilakukan USG ulang 17 Des 2013, hasilnya terdapat kista kompleks dan berselaput ukuran 4,4 x 3 cm yang sebelumnya pada November 2011 hasil usg kista 1,86 x 1,58 cm. Dibagian kiri juga terdapat kista dengan ukuran 5 x 3 cm yg sebelumnya 3.74 x 3.70. Karena hasil CA125 mengalami peningkatan dan terdapat kista complex (berdasarkan penjelasan dari dokter kista kanan tersebut berselaput dan terdapat bagian padatnya) maka dokter menganjurkan untuk melakukan Laparoskopi. Yang ingin saya tanyakan
    1. Apakah haid dapat mempengaruhi hasil tes CA125 dan USG?
    2. Untuk kondisi saya tersebut, apakah operasi laparoskopi sudah harus dilakukan secepatnya?
    3. Menurut dokter apakah saya perlu melakukan tes ditempat lain untuk bahan pembanding?

    Mohon informasi dan penjelasannya dok, untuk tindakan apa yang sebaiknya saya lakukan. Karena operasi laparoskopi tersebut dijadwalkan Jumat, 20 Des 2013, saya masih agak takut melakukan operasi dan tidak ingin buru-buru namun saya juga takut akan resiko bila ternyata kista tersebut berbahaya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear mbak Nora....di tempat.
      Maaf terlambat menjawab /mebalas postingan anda...semoga operasinya berjalan lancar.
      1. Haid tidak mempengaruhi hasil tes CA-125 dan USG....kista yang bertambah besar maka nilai CA-125 akan meningkat dan USGnya makin membesar.
      2. Karena sudah ada pembesaran kista > 4cm maka mmg sebaiknya/seharusnya lebih cepat dilakukan operasi laparoskopi sebelum keadaannya tambah parah.
      3. Klo mau sebagai pembanding lebih baik (itu pun tidak wajib dilakukan) pemeriksaan MRI Pelvis (foto komputer spt CT Scan)...tp mmg pemeriksaan ini mahal shg tidak semua pasien bersedia dilakukan pemeriksaan MRI tersebut.
      Saran saya; segera dilakukan laparoskopi sebelumnya keadaannya tambah besar dan tambah parah sehingga bisa mengganggu kesuburan dan kesehatan reproduksi lainnya.
      Demikian yg dapat saya sarankan. Semoga bermanfaat. Tks

      Hapus
  50. dokter saya ada kista 5,5x6,5cm berencana mau laparoskopi,kalo di Dr relly antara tgl 23-30des ini bisa kapan? Dan sbelumnya saya harus kemana Dan melakukan pemeriksaan apa Dan kemana ? semakin cepat semakin baik dok

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear bu Rina Wenda.....
      Dari jadwal saya yang kosong, adanya tanggal 26 Des (Kamis di RS Darmo Sby) atau tanggal 30 Des (Senin di RS Bedah Sby) utk laparoskopi kista thd anda.
      Demikian yg dapat saya sampaikan. Tks

      Hapus
  51. Saya Ike 41 tahun
    Selama ini kalau mens terasa sakit dan darah haid banyak. Setiap mens dua minggu lamanya. Tahun 2012 pernah operasi kista, ovarium sebelah kanan diangkat.
    Semenjak operasi kista, setiap mens tidak berhenti kalau tidak diberi obat. Enam bulan terakhir ini malah tidak bisa mens. Saya ke dokter di USG katanya rahim saya sedikit membesar dan ada darah mens yang tidak bisa keluar, saya diberi obat regumen. Kemudian hal itu terulang lagi, hamper 3 bulan tidak mens lagi kemudian di beri tindakan disonde (maaf kalau salah tulis) .
    Catatan : di bagian perut bawah sebelah kanan kalau dipegang terasa keras dan terasa sakit. Apa yang haris saya lakukan dok ? dokter SPOG saya menyarankan angkat kandungan, tapi saya masih ragu dok … apa yang harus saya lakukan dok ? Apa saya bisa kontrol ke dokter Relly ? Kapan dan dimana saya bisa menemui dokter ? (minggu2 ini apa dokter ada ?)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear bu Ike......
      Maaf ibu sudah punya anak atau belum ? klo sudah, anaknya berapa orang ? Dan klo boleh tau operasi kista th.2012 dulu hasilnya kista apa ya ? Kista coklat atau bukan ? ada hasil lab histopatologi (PA) dari kista yang diambil tsb ?
      JIka th.2012 yll (yg dioperasi kistanya) berupa kista coklat/ kista endometriosis maka ada kemungkinan saat ini ibu tjd pembesaran rahim yang disebut dngan (kecurigaan saya loh ini) 'adenomiosis' yang merupakan bagian endometriosis yang menyebabkan terjadinya nyeri saat haid dan kadang-kadang disertai darah haid yg banyak dan tak teratur. Tetapi saran saya lebih baik diperiksakan lebih lanjut apakah itu betul adenomiosis atau bukan dgn melakukan pemeriksaan USG transvagina.
      Saya sendiri praktek di RS.Darmo Surabaya: Selasa, Kamis (jam.16-18.00) dan Sabtu (jam 9-11.00). Di RS Bedah Surabaya: Senin & Rabu (jam 19-20.00) dan di RS Graha Amerta Surabaya (Klinik Fertilitas) hari Senin s.d Jumat jam 8-14.00 (dg perjanjian). Saya minggu-minggu ini ada di Surabaya kecuali hari libur/hari besar.
      Demikian yg dapat saya sampaikan. Tks

      Hapus
    2. Saya sudah punya 2 anak dok ... satu perempuan dan satu laki2, yg besar sma kls 2 dan yg kecil kls 5 SD. Kista yg diambil ada hasil lap PA, menurut dokter saya, itu bukan kista yg berbahaya dengan istilah kista Untul-untul.
      Ini saya tuliskan hasil pemeriksaan PA dok :
      Makroskopis : Jaringan putih padat kenyal O 4x3 cm , pada irisan : Solid putih sebagian coklat sebagian multikistik
      Mikroskopis : Bahan operasi terdiri dari jaringan ovarium yang membentuk multikistik dilapisi epithel selapis silindris. Tidak ditemukan tanda keganasan dalam sediaan ini.
      Kesimpulan : Suatu Mocinous Cystoma Ovari Multiloculare Dextra.

      Itu tadi hasil lab saya dok ... mohon petunjuk ... karena jujur kalau diangkat kandungan saya, saya ragu dan belum siap dok ..... gemana dok ? trims sebelumnya.

      Hapus
    3. Saran saya, ibu bisa cari 'second opinion' ke dokter kandungan lainnya untuk memastikan apakah memang harus dilakukan pengangkatan kandungan terhadap diri anda.
      Demikian saran saya yg dapat saya berikan kepada ibu. Tks.

      Hapus
  52. Selamat siang dok,saya ibu ami 48 th
    Bulan juli 2013 kemarin saya divonis dokter mengidap tumor di bibir vagina stadium II/III A dokter tersebut menyarankan saya untuk dilaser menggunakan Linac, saya di linac sebanyak 25 kali kemudian saya di sinar dalam lagi sebanyak 4 kali setelah itu saya boleh pulang keadaan saya alhamdulillah membaik namun itu hanya berjarak 10 hari setelah itu perut saya tiba-tiba besar dan terasa kencang sekali terkadang terasa sakit namun tidak nyeri cuma rasa perut saya kencang sekali,badan saya semakin hari kurus terus BB saya turun drastis,padahal sewaktu sebelum pulang dokter menyatakan bahwa benjolan atau daging tumbuhnya sudah hilang saya juga merasakan sudah tidak ada benjolan itu lagi,yang saya bingungkan kenapa perut saya jadi kencang yah dok?apa itu efek dri linac?apa yang harus saya lakukan?mohon bantuannya yah dr relly?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear Bu Ami......
      Jika boleh tau hasil pemeriksaan lab histopatologi dari hasil operasi bibir vagina ibu apa ya ? apakah tumornya tersebut (dari hasil lab histopatologi) berupa tumor jinak / ganas ?
      Namun jika pasca operasi, ibu dilakukan penyinaran radiasi (Linac) berarti (klo boleh saya asumsikan) maka kemungkinan besar tumor tersebut termasuk tumor ganas atau kanker vulva/vagina.
      Nah memang tumor ganas/kanker hingga sekarang belum ada pengobatan yang 100% memberikan kesembuhan total/tuntas apalagi jika sudah stadium II/IIIA....maka ada kemungkinan benjolan diperut ibu tsb merupakan tumor ganas vagina yang sudah menyebar ke rongga perut ibu sehingga hal ini yang menyebabkan BB ibu turun terus dan kurus. Jadi benjolan diperut tsb bukan karena Linac-nya tetapi kemungkinan besar tumor bibr vagina ibu yang sudah menyebar.
      Saran saya, ibu kembali ke dokter yg mengoperasi ibu untuk dilakukan terapi paliatif.
      Demikian yg dapat saya sampaikan. Tks. Semoga bermanfaat.

      Hapus
  53. Ibu ami,
    Saya tidak di operasi dok,dokter yang menangani saya hanya menganjurkan saya untuk linac, saya selalu bertanya apakah saya butuh operasi kata nya tidak perlu,
    Apakah jika saya lakukan operasi dapat mengangkat tumor yang berada pada perut saya dok?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear bu Ami...
      Jika Tumor tersebut berupa tumor ganas atau kanker yang sudah stadium lanjut, maka kemungkinan besar tumor ganas tersebut tidak bisa dilakukan operasi pengangkatan dgn kata lain tumor tersebut 'unoperable'.
      Nah, kemungkinan besar tumor ibu spt itu.
      Demikian yg dapat saya sampaikan. Tks

      Hapus
  54. Selamat siang dr. Relly, saya Sisca dari Bandung. Usia saya 22 tahun dan belum menikah. Pada tanggal 19 Januari 2014 saya didiagnosis kista ovarium 5cm melalui hasil USG. Namun menurut dokter di rumah sakit tempat saya memeriksakannya, tidak perlu diangkat, di usia saya seperti ini masih ada kemungkinan kista tersebut akan mengkerut dan pecah dengan sendirinya. Apakah benar? Dokter tersebut juga tidak memberikan saya obat apa pun. saya jadi khawatir, saya tidak ingin kista ini bertambah besar. Kista ini berada di ovarium kiri, kata dokter kalau itu diangkat saya harus mengangkat appendix saya juga.
    Saya tidak tahu dok, apa yang bisa saya lakukan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear Sisca di Bandung….
      Memang jika kista tersebut merupakan kista fungsional atau kista yg 'normal' karena ggn keseimbangan hormon maka akan bisa mengecil/menghilang dengan sendirinya meskipun kista berukuran 5cm NAMUN jika kista tersebut merupakan KISTA ENDOMETRIOSIS maka meskipun diobservasi/ditunggu maka kista endometriosis uk.5 cm harus dilakukan pembedahan laparoskopi.
      Untuk membedakan kista tersebut apakah termasuk kista fungsional ataukah kista endometriosis akan tampak jelas dgn pemeriksaan USG transvaginal namun karena anda belum menikah maka untuk membedakan pre operasi dapat dilakukan pemeriksaan tumor marker Ca-125 dan pemeriksaan MRI Pelvis. Jika kista fungsional maka tumor marker Ca-125 nya normal dan pada MRI jelas kistanya bersih bukan ada tumpukan cairan spt kista endometriosis.
      Tidak harus selalu pengangkatan kista juga diikuti dengan pengangkatan appendix kecuali jika pada appendix didapatkan sarang2 endometriosis maka sebaiknya juga dilakukan pengangkatan appendixnya.
      Demikian yg dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat. Tks

      Hapus
    2. Terima kasih dr.Relly,
      Seminggu yg lalu saya mencari second opinion dari dokter di Jakarta, dari USG kedua ini didapatkan bahwa kista saya bersifat lengket, pertumbuhannya memang lambat, namun memiliki struktur yang kompleks (terdapat bagian padat), bentuknya pun tidak bulat utuh seperti pada hasil USG yang sebelumnya melainkan seperti penyok. Letaknya pun berada di bagian belakang. Dokter tersebut menyarankan untuk melakukan leparaskopi. Saya pun sudah dijadwalkan untuk melakukan pemeriksaan Ca-125. Namun saya mendapat kendala dari restu ibu saya yang masih menanggung biaya kehidupan saya. Karena saya telah berada di semester akhir dan tengah mengerjakan skripsi, ibu saya menginginkan saya operasi setelah skripsi saya selesai saja karena takut mengganggu jadwal kuliah dan pengerjaan skripsi saya. Karena itu saya ingin mengajukan beberapa pertanyaan:
      1. Apakah tidak apa-apa bila dibiarkan hingga bulan Juni (perkiraan selesai skripsi), dengan dibantu minum herbal dan makan sehat?
      2. Berapakah biaya leparaskopi? ibu saya juga sangat mempertimbangkan soal dana karena baru saja mendanai adiknya operasi caesar pengangkatan rahim karena miom.
      3. Apakah Ca-125 harus diambil sebelum operasi? karena ibu saya ingin melakukannya namun khawatir jika nanti saya akan dioperasi maka harus melakukannya dua kali.
      4. Apakah dr. Relly memiliki kenalan dokter di Bandung yang juga ahli di bidang kista ovarium ini? Kalaupun harus segera dilakukan leparaskopi ibu saya berharap agar dapat dilakukan di Bandung agar tidak jauh dari kampus saya
      Sekian pertanyaan saya, semoga dr. Relly dapat membantu
      Terima kasih

      Hapus
    3. Dear Sisca,
      Sebaiknya segera dilakukan pemeriksaan Ca-125…karena dgn hasil Ca 125 tsb membantu dokter apakah kistanya bisa ditunda operasinya hingga selesai skiripsi anda ataukah memang harus segera diangkat kista tanpa menunggu hingga bulan Juli.
      Ca-125 pada kista endometriosis dan kista yg ganas akan meningkat tetapi Ca-125 yg sangat tinggi (nilainya >200) maka kemungkinan kista tersebut tergolong kista ganas maka klo keadaannya demikian tidak ada tempatnya harus menunda operasinya tetapi harus segera dilakukan tindakan operasi secepatnya.
      Biaya operasi laparaskopi di Surabaya berkisar antara 18-20 jutaan sangat tergantung RSnya masing2 dan tergantung kelas ruangannya juga.
      Jika di Bandung, yg ahli di bidang kista dgn laparoskopi bisa dgn dr.Hanoum, dr.Hartanto Bayuaji dan dr.Yudi yg semuanya bekerja di RS Hasan Sadikin Bandung
      Demikian yg dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat Tks

      Hapus
  55. Assalamu'alaikum Dok, sy Shita 36 th.. Saat ini sy tinggal di qatar. Bulan sept 2013 sy operasi sesar krn IUFD pd usia kandungan 23 mg. sebulan setelah oprs, sy dpt pendarahan hebat sekitar 10 hari lebih, dan berhasil di hentikan dgn obat. Sebulan setelah itu sy dpt haid pertama, dan disusul haid kedua 17 hr kemudian. Selanjutnya siklus haid sy sgt acak dok.. Kadang2 ada keputihan coklat diantara haid. Perut saya rasanya jg masih besar n keras dan sebulan belakangan sy merasa nyeri perut bag kanan sampai panggul, punggung, kaki, hingga kepala. Minggu kmrn sy didiagnosa dokter menderita kista ovarium sebesar 3 cm disebelah kanan dgn tumor marker 65.5 ( norml <35). Saat ini sy sedang dibuatkan perjanjian MRI oleh dokter saya. Di qatar segala sesuatunya hrs dgn perjanjian dok, dan bertele2 waktunya.. Kl melihat riwayat sy, apa sebaiknya sy mengusulkan untuk laparoskopi terlebih dahulu..atau bgmn ya dok? Trimakasih atas jawabab dokter..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waalaikummussalam wr.wb…. Dear Bu Shita di Qatar….
      Memang jika kista tersebut berupa kista endometriosis maka bisa saja menimbulkan nyeri perut bisa nyerinya timbul saat haid atau bisa juga timbulnya di luar haid.
      Memang idealnya untuk memastikan apakah itu kista coklat/kista endometriosis atau bukan dilanjutkan pemeriksaan MRI…..(memang sistim pelayanan kesehatan setiap negara berbeda2), klo di Indonesia lebih gampang kayaknya ya….setiap pasien bisa langsung berobat ke spesialis dan juga bisa langsung periksa MRI…he..he..he..
      Jika setelah dari MRI tsb memang merupakan kista endometriosis dan anda memang terasa nyeri sekali hingga mengganggu aktifitas anda maka baru dilakukan laparoskopi untuk mengangkat kista endometriosisnya.
      Jadi laparoskopi disini tujuan untuk mengobati atau mengambil kista endometriosis agar nyeri anda bisa hilang/berkurang.
      Demikian yg dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat. Tks

      Hapus
  56. Selamat siang Dokter Relly,
    Saya rieka, sy berencana operasi miomektomi dan kemungkinan besar histerektomi. Diatas dokter memberi informasi bahwa operasi histerektomi bisa dengan laparoskopi. Nah dengan status adenomiome usg miom 11x10cm dan ada kista 5,3x2,8cm dan 4,17x3,3cm ,hasil laboratorium CA 125 = 154,30U/ml apakah laparoskopi tersebut masih memungkinkan?mohon informasi apa yg sebaiknya saya lakukan Dok... terima kasih banyak..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear bu Rieka…
      Adanya adenomioma/adenomiosis uk.11x10cm masih memungkinkan dilakukan operasi histerektomi dengan laparoskopi tetapi klo hanya mengangkat adenomioma/adenomiosis saja (tanpa histerektomi) maka harus dilakukan laparotomi, tidak dengan laparoskopi. Tetapi sebaiknya kita ketemu dulu untuk berdiskusi menentukan pilihan modalitas operasi apakah laparoskopi atau laparotomi. Demikian yg dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat. Tks

      Hapus
  57. siang dokter....saya Vany, 35 tahun, mau bertanya apakah laparoskopi bisa dilakukan untuk wanita yang belum menikah? Tks atas penjelasannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear mbak Vany,

      Sungguh amat bisa dilakukan laparoskopi pada wanita yg belum menikah selama tujuan laparoskopi bukan tuk mengecek saluran tuba atau saluran telurnya buntu atau tidak. Klo tujuan laparoakopi tuk ngangkat kista/miom atau bahkan angkat kandungan sangat bisa sekali dilakukan dg laparoskopi. Demikian yg dpt saya sampaikan, semoga bermanfaat

      Hapus
  58. Dear Dokter,

    Istri saya tgl 8 Januari operasi kista endometriosis kanan dan kiri,dan ada perlengketan sedikit ke dinding usus besar kata dokter di rs tsb di jakarta. ada myom sebesar telor puyuh di rahim dan sekalian rahim dinagkat. dilihatkan ke saya ada bintik merah dirahim yang kemungkinan penyakit juga katanya.setelah hasil PA informasinya kista tidak ganas. kontrol minggu lalu disuruh suntik endrolin 6x.
    Pertanyaan saya:
    1. Haruskah suntik endrolin itu? Apa yang terjadi bila tidak disuntik?
    2. Haruskah sampai 6x suntiknya Dok?

    Terima kasih atas sarannya ya Dok.
    (Sangat senang bila dijawab ke petro9a@gmail.com)

    Rgds,
    Ronal

    BalasHapus
  59. Dear dr Relly,

    Sekitar tanggal 13 Maret 2014, saya melakukan USG dan hasil tersebut menunjukkan adanya mioma berukuran 12cm X 13cm, dan dokter menyarankan untuk histerektomi tapi ovarium tidak diangkat sehingga masih bisa terjadi menstruasi semu, saya berumur 26 tahun dan belum menikah, mohon sarannya dok, apakah memang dengan ukuran mioma sebesar itu harus diangkat rahimnya, terima kasih..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear mbak yg sedang galau…(maaf tidak ada nama identitas anda yg anda upload di blog ini)

      Untuk menentukan apakah miomnya harus miomektomi (hanya angkat miomnya saja) ataukan histerektomi (tidak hanya miomnya saja tp rahimnya juga diangkat) maka perlu pemeriksaan tambahan selain USG, yaitu pemeriksaan MRI (magnetic Resonance Immaging) . Dari hasil MRI ini kita akan dapat lebih jelas untuk menentukan apakah miomnya bisa dilakukan pengambilan miom saja (miomektomi) ataukah dgn terpaksa harus dilakukan sekalian angkat kandungan (histerektomi).
      Jika hasil MRI menunjukan bahwa miomnya bisa diangkat (mioma uteri biasa) maka operasinya bisa dilakukan miomektomi. Tetapi jk hasil MRI menunjukan adenomiosis(berupa miom yg tidak biasa) maka masih bisa tidak harus dilakukan pengangkatan miom (histerektomi) bisa kita lakukan preservasi rahim dgn laparotomi (Ossada Procedure) tanpa bisa dilakukan dgn laparoskopi.

      Demikian yg dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat. Tks

      Hapus
  60. Assalamualaikum dok, ibu saya berumur 63 tahun dan sekitar 2 minggu lalu melakukan operasi miom sekalian pengangkatan rahim, tidak banyak informasi yg beliau berikan ke saya, tetapi sekarang beliau harus melakukan kemoterapi, apakah itu maksudnya dok? Apa penyakit yang diderita ibu saya berarti parah? Mohon penjelasannya dok, terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waalaikummusalam wr.wb…
      Dear bu Tika,

      Jika seseorang pasca operasi kemudian dilakukan pemberian kemoterapi berarti seseorang tersebut menderita kanker ganas….demikian pula dengan ibu anda yang pasca operasi pengangkatan rahim dilanjutkan pemberian kemoterapi berarti tumor rahim ibu anda termasuk golongan kanker ganas.
      Penyakit kanker ganas hingga saat ini belum ada pengobatan yg bisa menyembuhkan tota; 100%.

      Demikian penjelasan dari saya. Tks

      Hapus
  61. Assalamu'alaikum wr wbr.
    Salam kanal dr. Relly

    saya ida usia 40 thn, menikah. Saya diagnosa adenomiosis sejak 2003 dan sampai saat ini adenomiosis hanya berkisar antara 2~4cm, terakhir saya USG Transvagina, adenomiosisnya sekitar 2.7 cm.
    saya pernah hamil setelah 4 bulan menikah di tahun 2010 tapi janin nya hanya bertahan 9 minggu dan dikuret (ketika hamil,saya pernah jatuh terduduk karena kursinya bergerak waktu saya mau duduk).
    menurut dokter janin nya tidak berkembang, padhal waktu usia kandungan saya 6 minggu, detak jatung janin sangat bagus sekali dan dokernya sampai takjub.
    Dok, Saya dan suami berencana untuk ikut IVF program, apakah adenomiosis akan berpengaruh dgn perkembangan janin setelah ET? minggu lalu saya test CA125 dan kadarnya 75.56%.
    Mengingat usia, saya sangat ingin langsung program IVF.
    saya mohon saran dari dokter.

    terima kasih banyak ya Dok..

    wassalam,
    Ida

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waalaikummusalam wr.wb
      Salam kenal juga bu Ida…..

      Adenomiosis adalah suatu kelainan/tumor yg merupakan varian (bentuk lain) dari endometriosis, dimana endometriosis membentuk benjolan/tumor di dalam dinding rahim. Dengan kata lain istilah medisnya Adenomiosis itu adalah Endometriosis Interna.
      Seperti halnya endometriosis pada umumnya, adenomiosis juga menurunkan angka keberhasilan proses bayi tabung, terutama saat penanaman embryo (ET). Angka implantasi (Implantation rate) embryo yg kita tanamkan pada penderita adenomioisis lebih rendah dibandingkan rahim normal (tidak ada kelainan di rahim.
      Oleh karena adanya adenomiosis sedikit banyaknya sangat mempengaruhi keberhasilan bayi tabung.
      Ditambah lagi dengan usia anda 40th maka keadaannya tambah rumit lagi karena usia wanita di atas 35 th apalagi diatas 40 th maka cadangan telurnya semakin sedikit dan kualitas sel telur semakin jelek, dan ini amat sangat berpengaruh thd keberhasilan proses bayi tabung.

      Demikian yg dapat saya sampaikan. Tks

      Hapus
  62. Slm dr.relly
    Saya mau tanya dok..usia saya sekarang 26th..Haid pertama saya diusia 11th..krn pengetahuan tentang alat reproduksi yg kurang saat itu...sy memgabaikan kebersihannya seperti ganti dug cm 1kali dlm sehari..padahal ibu dah nasehatin sy..tp sy tidak mendengarkan krn mngkin masih blum mngerti apa manfaatnya..di awal saya masuk SMA ada semacam lendir yang keluar dr miss V mulanya bening...dan sampai sekarang yang katanya itu adalah keputihan..
    Diusia saya 23tahun sudah lenddir mulai berubah warna jadi putih susu,kadang kuning kyk ingus dan terakhit kadang seperti flek..PMS saya perut sakit,masa haid 7-8hari dan yang saya rasakan sekarang ini adalah mual dan jika duduk lama maka tulang panggul yg bagian bawah sakit...saya gak berani periksa karena saya seorang perempuan single tp sudah aktif ( hubgn seksual)..dari gejla yersebut kira kira apa dokter bisa mmperkirakan penyakit yg sy alami saat ini..apa myom,kista atau kangker rahim ya dokter?
    apa yng hrus sy lakukan apakah sy boleh papsmear dg status sy skrg ini dok?
    atau ada tindakan yang lebih baik ..
    Dokter kira kira biaya pengobatannya berapa ahh?
    Terima kasih dokter.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear mbak yang di sana (maaf tidak ada namanya)….

      Untuk menegakan adanya penyakit kista atau miom atau kanker mulut rahim tidak bisa hanya mengandalkan keluhan-keluhan yang anda sebutkan tadi, perlu dilanjutkan pemeriksaan fisik bahkan jika perlu dilakukan pemeriksaan tambahan seperti USG atau Papsmear atau bahkan dengan pemeriksaan MRI atau CT Scan.

      Kadang-kadang, bisa saja seorang wanita tidak ada keluhan apa-apa tetapi pada saat cek rutin ternyata didapatkan kista indung telur ataupun didapatkan miom bahkan kanker mulut rahim. Untuk itulah, selain menilai keluhan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tambahan sangat diperlukan untuk mendeteksi adanya penyakit-penyakit tsb.

      Untuk mereka yang sudah menikah atau yang sudah pernah melakukan hubungan seksual dapat melakukan pemeriksaan papsmear. Papsmear ini dilakukan untuk deteksi dini adanya kanker mulut rahim atau tidak. Untuk biaya papsmear rata2 sekitar 200-300 ribu rupiah.

      Demikian yg dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat. Tks

      Hapus
  63. Selamat siang dok, saya Nita umur 26 tahun di Bandung dan belum menikah..
    jadi begini dok, bulan mei tahun lalu saya melakukan operasi laparatomi karena di deteksi ada 1 kista di indung telur sebelah kanan yg berdiameter kalau di lihat dari USG sekitar 8cm... setelah berkonsultasi dengan 4 dokter dan beliau2 berpendapat sama yautu sebaiknya di lakukan operasi secepatnya. singkat kata dengan berbagai pertimbangan akirnya saya memutuskan untuk menjalani oprasi itu. betapa kagetnya keluarga saya sewaktu selesai oprasi ternyata dokter yg menangani sy menemukan 1 kista lagi di indung telur yg kanan dok, tp tidak terlihat sm sekali saat USG. jd hasil oprasi sy waktu itu adalah 1 kista kantong lunak isi cairan dan 1 lagi bermasa padat (dermoid, sy googling dan br tau bahwa itu berisi jaringan2 tubuh spt rambut, kuku dan tulang). tetapi puji Tuhan dok indung telur sy bisa dselamatkan dan hanya tercuil sedikit karna pengangkatan kista tsb. siklus menstruasi sy normal dok, tp sy bingung kenapa mens sy jadi sedikit ( 4hr sudah bersih, sebelum itu sampai 1 minggu an). yang ingin sy tanyakan dok, apakah nantinya tidak ada gangguan untuk proses kehamilan ya? sy tanya kdokter saya katanya tidak apa2, dan dsarankan untuk segera hamil dan langsung melakukan program hamil saja.tp kemungkinan tahun depan baru menikah..apa itu tidak masalah karna menunda kehamilan dr masa setelah oprasi ya dok? terima kasih sekali ya dok...God bless....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear mbak Nita….

      Selama cadangan telur anda masih cukup, pasca tindakan pengangkatan kista ovarium, maka kemungkinan hamil masih ada.
      Cuma untuk bisa hamil, tidak hanya tergantung pada cadangan sel telur anda tetapi juga tergantung kpd sperma suami anda nantinya, tgt pada rahim anda (normal atau tidak) tetapi yg lebih penting lagi tergantung kepada saluran tuba anda (apakah saluran tuba anda buntu atau tidak) masalahnya pada saat operasi yll saluran tuba anda tidak bisa diperiksa buntu atau tidaknya karena anda masih belum menikah.
      Biasanya untuk mengetahui saluran tuba buntu atau tidak, dilakukan dengan cara memasukan cairan kontras dari vagina hingga ke dalam rahim kmd apakah cairan kontras tsb keluar atau tidak dari saluran tuba.

      Jika memang anda belum siap menikah dlm waktu dekat, tidak masalah jika pernikahan anda ditunda tahun depan.

      Demikian yg dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat. Tks

      Hapus
    2. selamat pagi dok, maaf baru balas...
      syukurlah kalau begitu dok, karena hal itu membuat saya khawatir dan jadi pikiran...
      terima kasih banyak y dok..sukses selalu...
      God bless~

      Hapus
  64. selamat malam dok..,ibu saya umur 51 thn sejak 4 bulan yang lalu sudah dua kali di kuret karena terkena mioma uteri,tetapi perut masih terasa sakit, terakhir/ke 3 di sedot kata dokter yg menangani masih ada semacam kotoran/darah yang belum bersih, yg sya ingin tanyakan adakah obat yng khusus untuk sehabis kuret dok, soalanya obat dari rumah sakit, sehabis di minum pasti terasa sangat sakit ini nama obatnya dok,(ANEMOLAT/ASAM FOLAT ,AMOCILIN,ASAM MEFENAMAT) dan ibu saya juga menderita sakit mag/ lambung.dan setahu sya obat asam mefenamat tidak di perbolehkan untuk penderita mag/lambung. trimakasih dok

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear Pak Firman,

      Apakah ibu anda masih haid normal secara teratur sebelumnya ? Bagaimanakah hasil kuretnya ? apakah hasil kuretnya diperiksakan ke lab untuk mengetahui apakah ada keganasan atau tidak ? karena ini penting untuk pengobatan selanjutnya.

      Jika ibu menderita sakit maag, maka obat2an as mefenamat yg diminum oleh ibu anda akan menyebabkan maag nya kumat. Oleh karena itu sebaiknya obat asam mefenamatnya distop dulu aja.

      Demikian yg dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat. Tks

      Hapus
  65. Selamat pagi dok, saya devi 23thn baru menikah 4bulan ... hasil pemeriksaan menyatakan bahwa ada kista di kanan uk. 4,7Cm dan 2,6cm di kiri... hasil test C125 angkanya 203 apakah ini berarti kista ganas? Dan harus segera di lakukan operasi... namun saya masih ingin hamil dok... mohon sarannya dok, sebelumnya terima kasih

    Devirezalita@ymail.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat pagi juga….

      Dear mbak Devi,
      Ca.125 yang tinggi juga bisa terjadi pada endometriosis belum tentu kista ganas, untuk kepastian jinak atau ganas harus diperiksakan ke lab kistanya (dgn tentunya setelah dilakukan operasi laparoskopi pengambilan kistanya)

      Karena anda ingin hamil juga maksa saran saya sebaiknya dilakukan operasi laparoskopi untuk mengangkat kista anda dan untuk evaluasi saluran tuba saat laparoskopi nanti.

      Demikian yg dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat. Tks

      Hapus
  66. Siag dok saya pi2t di bdg
    Salam kenal ..
    Saya ada kista d ovarium ukuran'y sudah lebih dri 20cm dan memenuhi rongga perut.terakhir saya cek ca125 hasil'y jinak. Yang saya ingin tanyakan apakah mungkin dengan operasi laparoscopy? Atau dengan laparotomy?apabila dengan laparotomy,bisa tidak kalau indung telur'y tidak di angkat juga.mengingat saya belum menikah .umur saya 24th.
    Dok boleh saya minta alamat email dokter? Terimakasih banyak dok

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat siang juga mbak Pi2t…..di Bandung

      Selama sebelum dilakukan operasi diperkirakan kistanya adalah kemungkinan kista jinak maka bisa dilakukan laparoskopi. Dengan laparoskopi maka kita akan bisa tidak mengangkat seluruh indung telurnya. Salah satu untuk menentukan kemungkinan kistanya jinak atau ganas adalah pemeriksaan Ca-125 khusus untuk kista yg besar kita perlu juga pemeriksaan MRI/CT Scan sebelum operasi.

      Email saya: relly_yp@yahoo.com

      Demikian yg dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat. Tks

      Hapus
  67. Salam kenal dr Relly,

    Saya Yoke, usia 39 tahun, belum menikah. Asal Jogja, sekarang bekerja di Surabaya. Tahun 2007 terapi hormon dengan injeksi (saya lupa nama obatnya) untuk pengobatan kista di kedua ovarium. Setelah terapi dokter menyatakan dari hadil USG kista sudah tidak ada.

    Tahun 2013 nyeri haid semakin terasa, haid banyak dan lama (7-10 hari). Saya cek ke dokter, dari USG tampak kista di kedua ovarium tumbuh lagi dan ada miom. Setelah diobservasi kira-kira 6 bulan, sakitnya semakin mengganggu, termasuk nyeri ketika BAB.

    Bulan April 2014 saya menjalani laparoskopi di Klinik Permata Hati, RSUD Dr Sardjito Yogyakarta, dengan dr Shofwal Widad, SpoG. Operasi berjalan dengan lancar. Diagnosis dokter: endometriosis grade IV, kista coklat bilateral, adenomyosis, mioma uteri.

    Terapi setelah operasi, tapros 4x, sudah selesai, dan sekarang mulai minum Visanne. Sejak operasi, kondisi saya baik dan sehat. Kualitas hidup juga lebih baik, sampai saat ini bebas nyeri dan lebih produktif dalam bekerja.

    Pertanyaan saya adalah sebagai berikut:
    1. Apa arti endometriosis grade IV?
    2. Apakah Visanne aman untuk jangka panjang?
    3. Apa yang bisa saya lakukan untuk mengurangi resiko tumbuhnya kista dan/atau miom? Saya pernah membaca di internet sebaiknya mengurangi tahu/tempe (karena mengandung estrogen) dan produk-produk yang mengandung hormon (seperti ayam goreng fastfood). Apakah benar demikian?
    4. Tindakan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi adenomiosis?

    Terimakasih banyak atas bantuannya, dok.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal juga mbak Yoke,……

      1.Endometriosis gr.IV (berdasarkan r-AFS ASRM) adalah termasuk endometriosis berat artinya di dalam rongga perut ibu endometriosisnya sudah menimbulkan kista endometriosis dan terjadi perlekatan hebat di organ reproduksi anda yaitu rahim, saluran tuba dan indung telur. Keadaan ini amat sangat mengganggu kesuburan seorang wanita.

      2.Saat ini pemakaian visanne jangka panjang hingga 2 tahun sangat aman

      3.Untuk mengurangi risiko tumbuhnya kista/mioma adalah minum obat hormon teratur (termasuk visanne) dan kontrol ke dokter minimal 6 bulan sekali.

      4. Tindakan yang bisa dilakukan untuk mengatasi adenomiosis ada 2 macam, pertama minum obat2an kontinyu (spt yg anda minum sekarang) dan atau operasi. Operasinya bisa hanya angkat adenomiosisnya saja (namun bisa kambuh lagi) atau angkat kandungannya+adenomiosisnya (risiko kambuhnya sangat kecil)

      Demikian yg dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat. Tks

      Hapus
  68. Salam kenal Dokter Relly

    Saya Yuna, 37 tahun dan belum menikah. Saya baru menjalani operasi pengangkatan kista ovarium bilateral dengan metode laparotomy pada tanggal 26 Juli. Ukuran kista sebelah kiri 7 cm dan pecah sewaktu diangkat, sedangkan di sebelah kanan ukurannya 4 cm. Hasil patologi menyatakan bahwa kista tersebut tidak ganas. Seminggu setelah operasi, dokter memberi saya pil Microgynon dan dilanjutkan dengan Visanne sampai 3 bulan ke depan.

    Berikut adalah beberapa pertanyaan saya:
    1. Mengapa pasca operasi perut saya besar dan terasa
    penuh & keras padahal BAB saya setiap hari lancar?
    2. Sebelum operasi, saya mendapat haid pada tanggal
    19 Juli. Pada tanggal 16 Agustus (setelah 10 hari
    minum Visanne), saya haid. Darah agak kehitaman
    dan volume sedang (lebih sedikit dari haid
    sebelumnya). Dokter kemudian memberikan obat
    tambahan yaitu Endometril (1x1 untuk 10 hari) yang
    diminum setiap hari bersama Visanne. Saat ini saya masih belum selesai haid. Apakah haid saya itu normal dok? Menurut dokter yang menangani saya, seharusnya saya tidak boleh haid. Mohon penjelasan
    3. Sejauh mana operasi yang sudah saya jalani dengan kemungkinan terjadinya menopouse dini dok? Pada usia berapa menopouse dini itu terjadi dok dan apakah ada cara untuk mencegahnya?

    Sementara itu dulu pertanyaan saya dok.. mohon penjelasan. Thanks a lot :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal juga mbak Yuna….

      1.Perut membesar pasca operasi dan terasa penuh bisa saja disebabkan terjadi gangguan pencernaan (dyspepsia) pasca operasi spt perutnya kembung, perih dan disertai mual2. Jika timbul keluhan seperti itu maka sebaiknya konsultasikan lebih lanjut ke dokter anda yang melakukan operasi.

      2.Pemakaian obat visanne memang haidnya menjadi lebih sedikit pada awal2 pemakaian, hingga seiring berjalannya waktu maka obat tersebut akan menyebabkan tidak terjadinya haid. Jadi jika minum visanne terus haidnya jd lebih sedikit maka hal itu adalah sesuatu yang wajar

      3.Memang jika dilakukan pengangkatan kista endometriosis kanan dan kiri makan risiko terjadinya menopause dini lebih besar…apalagi jika dikerjakan tidak dengan hati2…namun cara memprediksi kapan menopause dini seseorang terjadi hingga saat ini belum ada rumusnya sehingga seseorang dapat mengetahui dengan tepat kapan menopause dini/menopause biasa akan terjadi.
      Menopause tidak bisa dicegah

      Demikian yg dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat. Tks

      Hapus
  69. saya irna 27 th
    pada tgl 21 agustus 2014 yan lalu saya di oprasi laparaskopi untuk mengankat kista dengan ukuran 4 cm, terdapat 2 kista di kiri dan kanan
    pertanyaan saya setelah operasi kenapa dara vagina keluar darah seperti saat haid dan pinggang belakang sperti kram apak normal seperti itu dok
    terima kasih atas jawabannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear Mbak Ima…

      Memang pasien2 yang telah dilakukan pengangkatan kista baik itu dgn cara laparoskopi maupun laparotomi maka pasca operasinya akan terjadi 'haid' atau keluar darah dari vagina, hal ini adalah wajar nanti akan berhenti dgn sendirinya dalam seminggu pasca operasi.
      Demikian juga timbulnya rasa kram di perut hingga pinggang, juga masih dalam batas normal

      Sekian yg dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat. Tks

      Hapus
  70. Salam kenal Dokter Relly,saya juli umur 31 tahun,menikah,belum pny anak,pada bln februari 2014 saya melakukan laparoskopi utk mengangkat kista di indung telur sebelah kanan,setelah operasi dokter hny memberikan obat hormon,tanpa ada obat yg lain,tetapi bln agustus ini saya kembali memeriksakan kandungan,ternyata dokter mendiagnosa ada tumor diindung telur sebelah kiri,yang ingin saya tanyakan : mengapa dlm kurun waktu 1/2 thn muncul lagi penyakit ini,perlu dokter ketahui jenis kista saya adalah endometriosis,apakah penyakit ini tipe berulang,apakah yg harus lakukan mengingat penyakit yg saya idap sekarang membuat perut besar,perut bagian bawah sakit,buang air besar tidak sesuai jam nya lagi,bawaan kenyang terus.tolong dokter bagaimana solusinya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear bu Juli……

      Memang kista endometriosis adalah penyakit kronis (peny menahun) yang mudah kambuh. Oleh karena bisa saja meskipun telah dilakukan operasi laparoskopi ataupun laparotomi ssekalipun, kemungkinan kambuh penyakit ini bisa saja terjadi.
      Jika pada indung telurnya muncul kista endometriosis spt halnya pada indung telur sebelah kanan & uk.kista endometriosis yg sekarang <3cm maka bisa segera dilakukan program hamil, dengan harapan jika terjadi kehamilan kista tersebut akan hilang/sembuh. Namun harus diingat, jika selesai hamil (jika tidak ditangani/diobati dgn baik) maka bisa saja kista endometriosis ini muncul / kambuh lagi.

      Demikianlah perjalanan penyakit ini.
      Semoga bermanfaat. Tks

      Hapus
  71. Selamat pagi, dokter. Saya Selvi (single, 29 tahun) dan didiagnosa mioma uteri. Saat ini saya menjalani terapi injeksi Zoladex tiap bulan, dan setelah injeksi ketiga, ukuran mioma mengecil hampir separuhnya menjadi +/- 3cm dan mioma sudah terisolasi. Tapi dokter saya bilang kalau posisi mioma di belakang, dekat saluran kencing. Menurut dokter, apakah posisi ini akan menyulitkan operasi? Saya berencana melakukan laparoskopi supaya penyembuhan lebih cepat. Menurut dokter, antara laparoskopi dan laparotomi, mana yang persentase kambuhnya lebih besar? Terima kasih sebelumnya atas jawabannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear mbak Selvi……

      Untuk angka kekambuhan miom baik dengan laparoskopi maupun laparotomi tidak jauh berbeda.
      Posisi miom di sisi belakang rahim memang tingkat kesulitan lebih tinggi tetapi jika dilakukan oleh dokter yang berpengalaman maka posisi miom yg dibelakang tidak menjadi masalah.

      Demikian yg dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat. Tks

      Hapus
  72. Dr Relly, banyak terima kasih atas balasannya. Dok, untuk laparoskopi dan laparotomi bisa dijelaskan berapa hari masa opname dan penyembuhan sebelum bisa beraktivitas normal? Juga setelah operasi, apakah masih ada terapi/obat yang harus saya lakukan? Terima kasih sekali lagi atas kesediaannya menjawab. Selvi - Surabaya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear mbak Selvi,

      Jika dgn laparoskopi maka 2mgg pasca laparoskopi sudah bisa beraktifitas normal spt saat sebelum operasi laparoskopi.
      Jika dengan laparotomi maka 6-8mgg pasca laparotomi baru bisa beraktifitas normal spt sebelum operasi laparotomi.
      Sedangkan obat2an pasca operasi apakah ada atau tidak untuk diminum/dikonsumsi sangat tergantung apa yg ditemukaan saat operasi berlangsung. Jika saat operasi juga ditemukan endometriosis maka pasca operasi harus ada pengobatan lebih lanjut.

      Demikian yg dapat saya sampaikan. Tks

      Hapus
  73. Selamat Malam dokter,

    Apa yang dimaksud kista endometriosis mengalami perlengketan. Tindakan medis apa yang perlu dilakukan ? kapan harus melakukan laparaskopi dan kapan harus dilakukan laparatomi. Apakah dokter bisa memberikan rekomendasi dokter di Jakarta jika saya ingin konsultasi.

    Terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear ibu di Jakarta yang tidak tau namanya (maaf tidak ada identitas anda)

      Kista endometriosis yg mengalami perlengketan maksudnya adalah kista endometriosis tersebut melengket/menempel dengan organ reproduksi bagian dalam spt rahim, saluran tuba ataupun indung telur yang sebelahnya. selain itu kista endometriosis tsb bisa saja menempel/melengket dengan usus atau saluran kencing yang ada di dalam perut.

      Untuk konsultasi lebih lanjut, silakan kontak dr.Herbert Situmorang SpOG di RS YPK-Menteng atau di RS St.Corolous di Salemba

      Demikian yg dapat saya sampaikan. Tks

      Hapus
  74. Dok, saya Nana ,single, usia 25 th,saya didiagnosa kista ovarium terpluntir th 2010, kemudian ovarium saya sdh diangkat keduanya tp rahim saya masih ada, sudah di PA hslnya ganas, sudah dikemo 6x.setelah operasi saya sudah tdk pernah mens sm skali sampai skg.. 1. dengan keadaan seperti itu apa saya bs hamil? Kalau bayi tabung dengan menggunakan sel telur wanita lain misal sodara perempuan apa bisa ditanam d rahim saya? 2. Bgmana menghilangkan hot flash? 3. Apa perlu dilakukan CT scan perut untuk mengevaluasi ada penyebaran atau tdk? Trimakasih sebelumnya atas info dokter.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear mbak Nana,

      Jika kedua indung telur anda telah diangkat maka kemungkinan untuk bisa hamil (meskipun dgn bayi tabung) amat sangat kecil.
      Dan mmg betul satu2nya ya donor telur dari orang lain/saudaranya…cuma metode donor telur ini di Indonesia masih belum diperbolehkan.
      Tuk menghilangkan hot flushes ya harus mengkonsumsi obat terapi hormon…silakan konsultasikan ke dokter anda.
      Amat sangat perlu untuk dilakukan CT scan guna melihat / mengevaluasi tumor kanker anda apakah ada penyebaran atau tidak.

      Demikian yg dapat saya sampaikan. Tks

      Hapus
    2. Trimakasih dok untuk jawabannya, mungkin bisa menyampaikan dimana bs dilakukan donor telur ? Tp kalau bkn telur saya +sperma calon suami saya kemudian ditanam di rahim saya apa tidak dianggap benda asing? Apa tubuh tdk berusaha menggugurkan?
      Kemudian obat terapi hormon sperti apa untuk mengurangi hot flushes?
      Brarti selamanya saya tdk akan menstruasi?
      Bagaimana saya menyampaikan k calon suami saya? Apa sebaiknya saya tdk menikah? Makasih banyak dok untuk info2nya..

      Hapus
    3. Dear Mbak Nana,

      Untuk donor sel telur maupun sperma hingga saat ini TIDAK BISA atau TIDAK BOLEH dilakukan di Indonesia. Jika ingin melakukan hal tersebut anda bisa melakukannya di Luar Negeri spt Australia, Vietnam, Thailan, Taiwan dll.
      Donor telur yang dilakukan bisa berasal dari sel telur keluarga atau sel telur di Negara yang anda kunjungi untuk donor sel telur.

      Untuk donor telur atau sperma perlakuannya tidak beda jauh jika dilakukan proses bayi tabung....sejatinya setiap janin yang dikandung ibu hamil adalah benda asing karena janin sebagian berasal dari sperma suami yg juga merupakan benda asing bagi ibu hamil
      Jadi tidak ada masalah jika donor telur dilakukan pada orang2 tertentu, ybs tidak perlu minum obat2 jangka panjang untuk mencegah penolakan tubuh dari sel telur donor.

      Jika anda memutuskan akan menikah sebaiknya calon suami anda harus mengetahui keadaan anda sebenarnya,

      Untuk obat terapi sulih hormon, untuk mengatasi hot flushes....silakan kontak ke dokter kandungan anda.

      Demikian yang dapat saya sampaikan. Tks

      Hapus
  75. Assalamualaikum Dr..
    Sy Nia di Bekasi umur 40 th dg diagnosa dokter spog sy menderita adenomiosis, kista ovarium kanan,kiri dan hernia umbikalis. dengan kondisi seperti tsb mungkinkah sy bisa melakukan operasi Laparoskopi mengingat sy sdh pernah melakukan LO pd th 2001 dg hasil PA kista endometriosis/coklat. Seandainya hrs hysterektomi sub total + salpingo ooporektomi apa dampaknya bagi kesehatan tubuh sy selanjutnya? apakah benar sy hrs terapi sulih hormon selamanya? trims atas perhatiannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear bu Nia di Bekasi….

      Tidak masalah jika kondisi anda sekarang dgn adanya hernia umbilikalis dilakukan laparoskopi. Nanti saat laparoskopinya hernianya akan diperbaiki sekalian.
      Angkat kandungan pada pasien adenomiosis dan kista endometriosis maka lebih baik dilakukan Total Laparoskopi Hysterectomy dari pada dilakukan subtotal histerektomi. karena jika subtotal histerektomi maka keluhan nyerinya masih ada dan kemungkinan muncul lagi masih tetap ada.
      Memang jika dilakukan histerektomi dan ovariektomi bilateral maka akan terjadi menopause dini pada ybs..akan terjadi hot flushes ttp keadaan tersebut dapat diatasi dgn terapi sulih hormon. Terapi sulih hormon ini tidak harus dikonsumsi selamanya, tergantung keluhan hot flushes pasien.

      Demikian yg dapat saya sampaikan. Tks

      Hapus
  76. Dokter, saya mau konsultasi dengan dokter. Tapi sabtu dokter tidak praktek. Untuk Selasa - Jumat depan saya tidak bisa karena ada tugas keluar kota. Saya mau menanyakan mengenai kista dan miom. Januari 2014 saya Laparoskopi kista coklat, Agustus 2014 saya divonis ada kista coklat 3cm dan miom. Apakah miom bisa muncul tiba-tiba dok? Mengingat pemeriksaan saat laparoskopi Januari 2014 dan say juga USG di 3 dokter berbeda tapi tidak ada miom. Mohon saran untuk bisa ketemu dokter

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya hari Sabtu, praktek di RS Darmo jam 9-11.00. Silakan kontak no ini sebelumnya jika inigin ketemu saya. 085755023863

      Hapus
  77. asalamualaikum, dokter relly sy amy 26th d bdg blm menikah, 1sep yg lalu sy oprasi kistektomi bilateral uk 15 & 10 cm,dng metode laparotomi, hasil lab PA tdk ganas. kontrol smnggu kmudian jaitan ok, dokter tdk menberi obat apapun hanya pesan klo mens bln slanjutnya sakit dtng kembali. yg ingin sy tnyakan
    1.knapa sy tdk dberi terapi sprti tapros ato obat yg dmnum, yg sy tau umumnya dberikan kpada pnderita kista endometrosis
    2.bbrp minggu stlh oprasi ada kputihan murut sy cukup bnyk awalny sdikt cair wrna kuning pekat n aga kental , apa wajar? tp skrng sudah berkurang
    3.untuk mncegah kekambuhan apa yg bs dilakukan, karna riwayat kista sy trmasuk yg tdk ada kluhan nyeri, hny perut membuncit saja
    4.rasa skit menstruasi sperti apa ktika sy hrs dtng kmbali k dokter?
    sblmnya rimaksh dok.relly

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waalaikummusalam, mbak Amy....

      Wah, saya tidak tau ya kenapa alasan dokter anda tidak memberikan suntikan Tapros pada diri anda pasca operasi...klo saya sendiri cenderung memberikan suntikan tersebut untuk mengurangi risiko kambuhnya endometriosis anda.

      Bisa saja pasca operasi terjadi keputihan, dan jika tidak gatal serta mulai berhenti maka itu adalah hal yang wajar.

      Salah satu untuk menekan kekambuhan penyakit endometriosis adalah dengan suntikan tapros atau dengan mengkonsumsi obat2an seperti Pil KB

      Rasa nyeri endometriosis biasanya nyeri yang timbul padaa saat menjelang, selama dan sesudah haid. Nyerinya bisa berasa seperti kram perut biasa atau bahkan nyeri hebat sehingga ybs tidak bisa bangun/beraktifitas spt biasanya.

      Demikian yg dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat. Tks

      Hapus
  78. saya ATIK, 34thn, baru menikah 5 bulan. ada kista indung telur sebelah kiri 4cm dan ada miom uteri subserosa di sebalah kanan uterus.
    1. periksa ke dr.A tindkannya diberi PIL KB YAZ dan di observasi 3 s.d 6 bulan kedepan (saya pernah baca Kista dan miom penyebabnya adalah hormon bukankah pil kb itu isinya hormon, lalu apakah kista dan miom bisa mengecil ketika meminum PIL YAZ?)
    2. cari pendapat lain ke dr.B dan menyarankan untuk PROMIL ( apakah jika berhasil hamil setelah promil tidak menganggu janin dan kehamilanku nanti melihat ada kista dan miomku ?)
    3. dr. C menyarankan untuk segera operasi pengangkatan miom dan kista, lalu segera setelah operasi langsung Promil. dari 3 pendapat dokter diatas manakah tindakan yang tepat buat saya menurut dokter mengingat usia dan ingin segera punya momongan.. agar secepatnya saya memberi keputusan.mohon pencerahannya.. Terimakasih Dokter

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear mbar Atik,

      Mengingat usia anda sudah >30 thn dan anda belum punya anak maka saran saya adalah segera dilakukan laparoskopi guna yang utama mengevaluasi keadaan saluran tuba anda apakah buntu atau tidak kemudian sekaligus dilakukan pengangkatan kista dan miom anda.
      Setelah laparoskopi baru dilakukan program hamil berdasarkan hasil laparoskopi yng telah dilakukan. Dari laparoskopi tsb, dapat diputuskan apakah anda masih bisa hamil secara normal/alamiah ataukah harus bayi tabung (jk ternyata saluran tuba anda mengalami pembuntuan)

      Demikian yang dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat. Tks

      Hapus
  79. ass,wr.wb..
    salam kenal dok,sy bu puji astuti,dari cilacap,35th,sdh menikah,mpy 2 anak,cw dan cwo,sy penderita hipertensi kronis,saat prsalinan sy yg ke2 sy mengalami PEB,saat anak trakhir umur 3th sy hamil lg,tp krn tensi sy mencapai 180/140 jd kehamilan sy diterminasi saat usia khmln 7mg,sekalian sy MOW krn sy sdh prnh pk IUD 2x,erosi porsio trs
    sktr 3bln stlh MOw sy srg keputihan, gatal ,krn bau normal sy tdk begitu ambil pusing,tp lama2 stp hbs berhubungan sm suami sy mengeluarkn darah,awalnya sdkt lama2 agak byk, sy kmdn papsmear hasilnya errotio porsio class II, sy diberi antibiotik..tp stlh itu perut sy spt buncit, dan terasa mules, kl nahan BAB sy perut kram,anus jg sakit..sy di USG hasilnya sy mnderita kista ovarium kanan 7x6cm,sy diberi obat utk mengecilkan kista.
    yg ingin sy tykn:
    1.apakah kista bisa mengecil jika diobati
    2.berbahayakah apabila kista pecah sblm di operasi
    3.adakah hubungan antara MOW,kista dan erosi porsio sy
    4.perlukah sy dicouter utk penyembuhan erosi sy,apabila perlu kpn waktunya
    jawaban dari dokter sgt sy harapkn,sblm dan ssdhnya sy ucapkan byk terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waalaikummusalam,

      Dear bu Puji Astuti di Cilacap,

      1. Pada umumnya jk kista <5cm masih bisa diobati dgn obat tp jk jenis kistanya berupa kista fungsional. Jk kistanya termasuk jenis kista coklat/kista endometriosis maka obat2an tidak menghilangkan atau mengecilkan ttp minimal tidak bertambah besar. Apalagi jika kista tsb termasuk kista ganas maka pembesaran akan cepat sekali, tidak bisa diobati dgn obat2@n
      2. Selain pecah, yg berbahaya lagi jika kistanya terpuntir. Kista pecah dan kista terpuntir menyebabkan org ysb akan tjd nyeri/kesakitan yg mendadak ran harus segera dioperasi
      3. Kista tidak berhubungan dgn MOW ataupun erosi portio
      4. Boleh2 saja erosi portio dikauter.

      Demikian yg dapat saya sampaikan.
      Tks

      Hapus
  80. Dok, saya yuni,42 th.sdh menikah 2th,ttp blm punya anak. Saya sdh konsul ke dokter spog(kfer) dan sdh inseminasi 2x,tetapi gagal. Padahal telur saya bagus, haid saya jg teratur dan tidak ada kista. Hanya saja haid cuma 3 harian.Sperma suami juga cukup. Lalu dokter menyarankan operasi laparascopi untuk mencari penyebab kegagalan program insem. Untuk mendapat second opinion,kami kedokter B, dokter b menyarankan saya untuk Hsg, padahall dokter A, bilang Hsg tidak banyak gunanya, hanya di foto saja...tetap harus laparascopi. Saya jadi bingung dok...
    Yang ingin saya tayakan
    1.menurut analisa dokter, sebaiknya saya lsg laparascopy atau hsg dulu
    2. Berapa kira2 biaya laparascopy...apakah dokter bisa recomendasikan rs disemarang?
    3. Apakah laparascopy bisa menggunakan bpjs? (Walau cuman sebagian saja) krn adanya kesimpang siuran informasi saya jadi ragu
    4. Jika saya Lo di Rs lain, apa dokter baru bisa tau tindakan apa yg dimaksud dr A
    mohon bantuannya ya dok, trima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear bu Yuni di Semarang,

      1. Melihat usia ibu yang sudah >40th dan sudah menikah 2th serta masih berkeinginan punya anak maka saran saya tidak ada alasan lain menunda/memperpanjang proses program hamil. Dalam kasus ini, program hamil yang tercepat prosesnya adalah bayi tabung. Kenapa harus bayi tabung karena usia ibu karena usia >40th cadangan telurnya sudah jauh berkurang, jika proses program hamilnya terlalu lama maka akan semakin berkurang cadangan sel telurnya. Namun jika program bayi tabung belum siap dilakukan maka saran saya adalah dilakukan LAPAROSKOPI drpd HSG karena dgn laparoskopi lebih banyak informasi yg didptkan dari pada hsg. Jika informasi yg didptkan lebih banyak maka keputusan program hamil yang tepat untuk ibu (krn usia sdh >40th) akan lebih cepat segera diputuskan apakah ibu masih bisa hamil dgn proses normal/inseminasi ataukah mmg ibu harus melalui program bayi tabung untuk bisa hamil.

      2. Biaya laparoskopi sangat bervariasi dari masing2 RS dan masing2 daerah. Klo di Semarang ibu bisa konsultasi ke dr.Syarif Taufik,SpOG(KFER) di RS.Karjadi-Semarang

      3. Jika laparoskopi yang tujuannya untuk program hamil (infertilitas) maka TIDAK ditanggung/dikover oleh BPJS…namun jika laparoskopi yg tujuan untuk angkat kista/miom bahkan angkat kandungan selama ini di RSUD Dr.Soetomo Sby ditanggung oleh BPJS

      4. Iya bu, setelah dilakukan LO maka kita akan dapat lebih cepat memutuskan program hamil yang mana yang cocok buat ibu, apakah ibu bisa dilakukan insem lagi ataukah harus bayi tabung.

      Demikian yg dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat. Tks

      Hapus
  81. Mlm dok saya beth.usia 32 th. Menikah 1.5tahun dan belum memiliki anak. Kemarin cek diketahui ada kista di ovarium kiri sebesar 9cm. Diberi obat azol200 takaran sehari 2x @1 kapsul. Tes cea bagus.sedangkan ca125 di 106 (normalnya 30). Yg ingin. Saya tanyakan :
    1. Dengan hasil ca 125 saya apakah kista saya jinak atau ganas?
    2. Apakahkasus saya harus di LO?
    3. Saya dgr org yg sudah LO jadi sulit hamil.apakah benar?
    4.dlm kondisi saya sprt ini apakah masih ada bisa hamil secara normal? Secara ovarium kanan bgs. Dan bila bisa apakah akan membahayakan bayinya nanti?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear Bu Beth,

      1. Pemeriksaan CA125 bukan suatu pemeriksaan akurat untuk menentukan suatu kista ovarium termasuk kista ganas atau jinak. Hasil CA125=106 (termasuk tinggi) juga bisa didapatkan pada kista endometriosis dimana kista endometriosis ini adalah kista jinak. Untuk kepastiannya apakah kistanya jinak atau ganas, adalah dengan pemeriksaan laboratorium mikroskopik (Histopatologi Anatomi) dimana pemeriksaan ini baru bisa dilakukan jika kista telah diambil dan kistanya dilihat dibawah mikroskop.

      2. Jika anda ingin hamil maka kista yang ukuran >4cm seyogyanya dilakukan LO karena kista yang besar akan berpengaruh kesuburan seorang wanita.

      3. Apakah LO menyebabkan sulit hamil ? maka jawaban saya adalah TIDAK. Kesulitan hamil bukan terjadi karena LO tetapi karena penyakitnya itu sendiri. Endometriosis/kista endometriosis itu menyebabkan60-70% wanita akan terjadi gangguan kesuburan/sulit hamil. Justru dengan LO bertujuan untuk membersihkan endometriosisnya agar wanita tersebut bisa hamil, baik hamil dgn cara spontan, inseminasi ataupun bayi tabung.

      4. Jika dgn kondisi anda seperti ini, adanya kista 9cm dan tanpa dilakukan LO apakah bisa hamil ? maka kemungkinan hamil adalah <5%. Bisa aja sih hamil, tetapi kapan anda bisa hamil ? (tidak ada yg tau) . Apakah anda termasuk yang <5% tersebut atau tidak ? (tidak ada yg tau) namun jika kista endometriosis anda dibersihkan dg LO dan dari hasil LOnya saluran tuba Fallopiinya tidak buntu+masih bagus maka kemungkinan anda bisa hamil bisa meningkat hingga 50-60%.

      Demikian yang dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat. Tks

      Hapus
  82. malam dokter, saya ratih 26 th. baru menikah 1 bulan yg lalu tp sudah pengen bgt punya anak. sejak thn lalu saya didiagnosa kista ovarium sebelah kiri. terakhir periksa 6 bulan yg lalu kista saya sebesar 3x2 cm. oleh dokter yg memeriksa saya, pernah diminta tes tumor marker pada bulan september tahun lalu, hasil ca 125 = 38 dg nilai rujukan <35. selama ini oleh dokter hanya diberi suplemen antioksidan saja dok. haid normal dg siklus 28 hari. tidak mengalami nyeri hebat saat haid, hanya krenyeng2 gitu dok. yg mau saya tanyakan, apakah perlu dilakukan laparoscopy dok? kira2 berapa biayanya? jika tidak dilakukan laparoscopy bgmn potensi kehamilannya? terima kasih dokter atas sharingnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear Ratih….

      Bisa saja kista ukuran 3x2 cm tersebut adalah kista fungsional yaitu kista normal yang bisa hilang dengan sendirinya…namun jika kista tersebut >6bulan tidak hilang2 juga maka sebaiknya dilakukan laparoskopi karena bisa saja itu sudah bukan kista fungsional lagi tetapi kista patologis. Kista patologis ini bisa mempengaruhi potensi kehamilan di masa yang akan datang.

      Biaya laparoskopi sangat bervariasi tergantung dari RSnya.

      Demikian yang dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat. Tks

      Hapus
  83. Selamat malam dok,
    Saya Vivi usia 37thn memiliki 3 anak. Pada bulan Maret 2014 dalam kondisi tanpa keluhan saya melakukan papsmear dan tes USG rahim. Hasil pap smear bersih. Dari USG tampak ada kista berukuran 2.91cm x 3.54cm. Pada bulan Juli saya USG kembali ukuran relatif tetap. Dan kemarin 14 Nov saya kontrol ke dokter ternyata kista membesar dengan ukuran 4.74cm x 3.91cm. Menurut dokter yang memeriksa permukaan kista bulus tidak ada padatan ( dalam mata awam yg saya lihat bulatan hitam polos tanpa ada isi apa apa). Sampai sekarang saya tetap mens teratur dan tidak ada keluhan. Menurut dokter apa yang sebaiknya saya lakukan ? Perlukah tindakan pengangkatan kista? dan kalau perlu, tindakan operasi apa yang tepat? Mohon bantuan informasinya. Terima kasih banyak sebelumnya dok.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear Vivi,

      Diobservasi dulu aja kistanya atau ibu dapat mengkonsumsi obat pil KB untuk tidak bertambah besar kistanya atau bahkan kadang2 dg pil KB, kista2 tertentu bisa hilang.
      Namun jika ibu timbul keluhan yang sehubungan dengan kistanya maka tidak ada pilihan lain sebaiknya kista tersebut diangkat.

      Demikian yang dapat saya sampaikan. Tks

      Hapus
  84. Selamat malam dokter,

    nama saya Eka Kuntartie, umur 45 thn. Ibu dari 1 anak usia 14 thn. ada riwayat kuret 2x karena janin tidak berkembang ( anak ke 2 dan ke 3 ). Karena masih mengharap punya anak lagi maka sampai saat ini tidak pernah memakai alat kontrasepsi.

    Bulan lalu menstruasi saya lebih panjang dari biasanya ( +- 2 minggu ) , lalu saya periksakan ke dr. Niken Wening ( RS. Mitra Keluarga Waru ) , setelah menjalani test urine, USG serta "periksa dalam", dr. Niken memberi saya obat "DUPHASTON" . Menurut dr.Niken ada penebalan di rahim saya karena hormonal. Sempat ketika USG dan saya informasikan kepada beliau bhw saya ada kista, beliau menyampaikan bhw kista saya kecil dan tidak berbahaya.

    Ketika obat habis, suami saya mengajak untuk periksa ke Prof. Soehartono, karena sebenarnya saya adalah pasien beliau, kemarin periksa ke dr Niken karena mendapat jadwal periksa ke Prof Soehartono susah sekali.

    Diagnosa Prof Soehartono, kista saya membesar ( +- 10 cm ) dan harus segera dioperasi ( spt operasi caesar ) dan kemungkinan besar rahim saya pun harus diangkat.

    Sepulang dari periksa saya menjadi sangat cemas dan galau dok, beberapa pertanyaan yg berkecamuk adalah :
    1. Apakah saya terkena kanker sehingga rahim harus diangkat juga ? Prof Soehartono menyampaikan hal itu baru bisa diketahui dgn pasti kalo kista sudah diangkat dan dibawa ke ahli patologi.
    2. Apakah bisa dgn test screening CA 125, bisa diketahui sebelum operasi bhw saya terkena kanker rahim ?
    3. Apakah dampak operasi angkat rahim sebelum menopause ? apakah saya akan menjadi lebih tua 10 thn ?

    Besar harapan saya dokter sudi menjawab pertanyaan saya.

    Matur nuwun.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear bu Eka,

      1. Iya bu, kepastian apakah suatu kista tersebut adalah jinak atau ganas yaitu dengan cara setelah kista tersebut diangkat/diambil kemudian diperiksakan ke laboratorium untuk diperiksa patologi anatomi (PA) oleh ahli patologi anatomi.

      2. Pemeriksaan CA125 tidak bisa menyingkirkan apakah kista tersebut ganas atau tidak. CA125 hanya bisa memprediksi meskipun pridiksi tidak akurat 100%.

      3. Jika dilakukan pengangkatan rahim & kedua indung telur maka ybs akan terjadi menopause. Tidak benar dengan menopause akan terjadi penuan lebih cepat karena proses penuaan tidak hanya tergantung menopause atau tidak, jika seseorang mempunyai pola hidup sehat yang baik, salah satunya dengan olah raga teratur maka akan menghambat terjadinya penuaan dini.

      Demikian yang dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat. Tks

      Hapus
  85. Selamat siang dok, sy Evi usia 24th, sudah menikah selama 2 tahun. Awal menikah memang berencana utk menunda memiliki anak, sy mengkonsumsi pil KB Yaz selama 3 bulan. Setelah konsumsi pil KB terakhir bulan juni 2012 sy tidak mendapatkan haid sampai setahun lebih. Sebelumny mmg sy punya riwayat haid tidak teratur, dan kadang teratur setiap bulan tp hanya flek. Sy dan suami melakukan promil dengan dsog.A: cek hormon normal, diberikan obat utk haid dan bisa haid, saat di USG SIS divonis kedua tuba buntu, rahim kecil dan ada perlengketan rahim dan sy disarankan utk laparoskopi. Kami mencari alternatif lain ke DSOG K.Fer dan kami menunjukkan hasil pemeriksaan DSOG sebelumny, namun beliau mengatakan tidak mencurigai adanya perlengketan, USG SIS tdk bs menentukan tuba buntu atau tidak dan malah menduga sy PCOS dan beliau meminta utk dilakukan Promil dari awal.
    Pertanyaan saya:
    1. Dokter yg mana yg perlu sy percayai? Krn sy bingung diagnosis mrk berbeda
    2. Apakah bisa hamil dengan kondisi rahim kecil?
    3. Sy belum pernah menjalani HSG. Apakah perlu HSG? Apa beda HSG dg SIS dok? Krn ada info yg sy dapatkan bahwa lebih akurat USG SIS drpd HSG, bagaimana menurut dokter?
    4. Jika memang ada perlengketan rahim, apakah membuat sulit utk hamil? bagaimana penanganannya?
    5. Kenapa sy tiba2 tdk haid setelah konsumsi pil KB?
    6. Perlukah utk laparoskopi?

    Mohon info dan masukannya dokter. Terimakasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear Evi,

      1. Kedua2 nya DSOG mungkin benar ya (karena saya tidak ikut memeriksa anda), bisa saja DSOG pertama betul kalau saluran tuba anda buntu sehingga perlu pemeriksaan lapaorskopi sesuai yang disarankan oleh beliau. karena untuk mengkonfirmasi apakah memang buntu atautidak ya dengan laparoskopi daripada HSG.
      DSOG yang kedua, mungkin juga betul anda menderita PCOS (sekali lagi karena saya tidak memeriksa anda). Namun jika anda ingin promil, maka perlu diperiksaakan & dipastikan dulu keadaaan seperti: pertama kondisi sperma anda. Apakah sperma suami anda normal ?, yang kedua kondisi sel telur anda, apakah sel telur anda setiap bulannya terjadi ovulasi?, yang ketiga,kondisi rahim anda bagaimana? Apakah ada miom atau tidak? dan yang keempat pastikan keadaan saluran tuba anda bagaimana? apakah buntu atau tidak ?.
      Jika kempat hal tersebut setelah diketahui kondisinya maka baru dilakukan promil.

      2. Rahim kecil bisa saja selama ini rangsangan hormon estrogen rendah terhadap rahimnya sehingga rahimnya kecil. Jika kondisi hormon estrogennya normal maka bisa saja rahimnya bisa besar kembali keukuran yang normal.

      3. HSG lebih akurat dari SIS, tetapi Laparoskopi jauh lebih akurat lagi daripada HSG dan SIS.

      4.Iya mmg betul jika ada perlengketan di daerah rahim, saluran tuba dan ovarium akan menyebabkan sulit hamil

      5. Bisa saja anda menderita PCOS shg haid anda tidak teratur

      6. Sekali lagi Laparoskopi jauh lebih baik daripada HSG & SIS.

      Demikian yg dapat saya sampaikan. Tks

      Hapus
  86. Terima kasih untuk jawabannya Dokter,
    Semoga Tuhan memberkati Dokter sekeluarga.

    Amin.

    BalasHapus
  87. Dokter, saya tutik 36 th. sudah menikah 10 tahun tapi belum mempunyai anak, tapi memang suami juga bermasalah dengan spermanya, sehingga kami sepakat untuk adopsi anak. dokter, saya pernah operasi kista coklat pada bulan april 2006, indung telur saya yang sebelah kiri sudah diangkat. sudah 6 bulan ini setiap haid saya nyeri sekali akhirnya saya periksa ke dokter kandungan dan ternyata saya ada kista lagi kali ini di sebelah kanan dengan ukuran 6 cm. yang ingin saya tanyakan ke dokter, jika indung telur saya yang kanan dan kiri diangkat, apakah saya masih bisa menstruasi? ataukah nanti menjadi menpouse?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear bu Tutik,

      Jika saat ini tumbuh kista endometriosis lagi di sebelah kanan maka akan menyebabkan cadangan sel telur anda akan menurun.
      Seandainya kista yang saat ini diangkat bersama2 dengan indung telur kanan yang masih sehat maka hampir bisa dipastikan anda nanti akan mengalami /menjadi menopause.

      Namun jika kista yang tumbuh saat ini, hanya diambil kistanya saja maka ada kemungkinan anda masih belum menopause karena masih indung telur yg masih sehat yang ditinggal saat lapaaroskopi MESKIPUN cadangan sel telur anda berkurang.
      Cadangan sel telur yang berkurang ini, akan menyebabkan kesulitan untuk mendapatkan keturunan semakin besar namun kemungkinan tjdnya menopause masih dapat dihindari.

      Demikian yang dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat

      Hapus
  88. selamat siang dok, nama saya adiba. usia saya 4 bln lagi menginjak 39 tahun. 9 th menikah tanpa keturunan karena laparotomi endometriosis 2x. IFV 1 kali gagal karena masih tersisa
    1. adenomiosis
    2. tuba hidrosalping bilateral
    3. amh 0.17
    4. POF

    Saya ingin memberanikan diri operasi adenomia saya serta memotong ke2 tuba saya kemudian lanjut IFV.

    Pertanyaan saya

    1. Apakah efektif mengingat amh saya rendah sekali. apakah operasi pengangkatan adenomia dpt menyebabkan rahim ikut terangkat tanpa sengaja?

    2. apakah dgn operasi tadi ,membuat saya semakin tidak memiliki sel telur?

    3. Apa saran dokter, ..sy sudah iklash seandainya tdk mungkin hamil..namun sy masih ingin mempertahan kan rahim saya tentunya rahim yang sehat

    mohon sekali saran dokter

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear bu Adiba,

      1.Jika operasi pengangkatan adenomioma karena untuk mengurangi nyeri maka tindakan operasi tersebut sangat efektif sekali NAMUN TIDAK untuk kehamilan karena mengingat AMH anda sudah rendah atau cadangan sel telur anda sudah berkurang jauh. Sehingga jika selesai operasi dan langsung dilakukan IVF/bayi tabung lagi hasilnya (mungkin) tidak jaud berbeda dengan IVF sebelumnya.

      2.Operasi pengangkatan adenomioma, sma sekali tidak mengutak-atik indung telur anda. Namun bisa saja terjadi jika pada saat operasi karena ada perlengketan hebat dan terjadi perdarahan maka akan terjadi gangguan aliran darah ke indung telur akibat proses utk menghentikan perdarahan tadi. Akibat aliran darah ke indung telur anda berkurang maka akan makin sedikit lagi cadangan sel telur anda…maka akhirnya akan bertambah sulit lagi untuk mendapatkan keturunan.

      3.Jika anda sudah tidak mengharapkan keturunan lagi, tetapi murni anda ingin mengurangi nyeri akibat adenomiosisnya maka operasi pengangkatan adenomiosis/adenomioma akan bermanfaat buat anda guna mengurangi nyeri saat haid. Cuma pasca operasi anda tetap harus mengkonsumsi obat2an agar adenomiosis nya tidak muncul lagi (karena rahim anda tidak diangkat).

      Demikian yang dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat.

      Hapus
  89. selamat sore dok,
    saya sudah menikah kira2 6 tahun.
    dan belum mempunyai keturunan, ternyata istri saya didiaknosis penyakit miom sebesar 9 cm.
    rencananya mau konsultasi sama dokter relly kira2 untuk prakteknya di graha amerta surabaya hari apa dan jam berapa?
    makasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya praktek di Klinik Fertilitas-Graha Amerta lantai 2. Surabaya, pada hari: Senin s.d Jumat (jam 8.00-14.00 dengan perjanjian).
      Silakan kontak di No ini pada jam kerja : 031-70906307 atau 031-5023788.

      Demikian yang dapat saya sampaikan. Tks

      Hapus
  90. selamat sore dok,
    saya sudah menikah kira2 6 tahun.
    dan belum mempunyai keturunan, ternyata istri saya didiaknosis penyakit miom sebesar 9 cm.
    rencananya mau konsultasi sama dokter relly kira2 untuk prakteknya di graha amerta surabaya hari apa dan jam berapa?
    makasih.

    BalasHapus
  91. Yth dokter,
    Saya ibu korry, memiliki 2 anak (laki dan perempuan)....umur saya 43 tahun....saya merasakan nyeri disekitar perut sebelah kiri bawah dan panggul...terasa begah...kadang mual...saat di USG ternyata saya memiliki kista sekitar 2 cm (saya periksa sekitar 7 bulan lalu)....nyeri yang saya rasakan sangat mengganggu...apakah saya perlu di operasi?....mohon penjelasan dokter...trims..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear bu Korry,

      Sudah sebarapa jauh ibu melakukan pengobatan untuk mengatasi masalah nyeri ini?

      Jika ibu sudah melakukan pengobatan dg optimal namun obat2 tsb tidak mampu mengatasi masalah nyeri ibu maka saran saya ibu dilakukan laparoskopi terlebih dahulu. Dari laparoskopi nanti mgkin akan lebih jelas diketahui penyebab nyeri nya. Jika nyerinya karena endometriosis (yg ditemukan pada laparoskopi) maka pilihannya yang terbaik untuk menghilangkan nyeri yang sangat mengganggu tsb adalah angkat kandungan/histerektomi, dimana angkat kandungan/histerektomi tsb bisa dilakukan dgn laparoskopi juga.

      Demikian yang dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat. Tks

      Hapus